balitribune.co.id | Denpasar - Berbagai hidangan khas Peranakan Cina atau keturunan Tionghoa yang sudah lama menetap di Indonesia ditawarkan salah satu restoran di Denpasar. Terletak di Jalan Tukad Badung, restoran yang bernama FAT KOH menyuguhkan sejumlah makanan khas Tionghoa dicampur bumbu atau rempah-rempah Melayu.
Chef FAT KOH, Jadi Rajaya Hariyono mengatakan, nama FAT KOH tentunya membawa harapan-harapan kedepan. Jika diartikan, Fat dalam bahasa Inggris berarti gemuk. Menurutnya, arti gemuk tersebut bisa sebagai syukur atau makmur. Sedangkan Koh dalam Peranakan Cina atau keturunan Tionghoa adalah kakak laki-laki.
"Ibaratnya, ini resto pertama kami dengan harapan kedepan supaya ada restoran-restoran dengan konsep-konsep lainnya yang menjadikan sister dari restoran ini. Harapan kedepan lainnya subur dan makmur. Nama FAT KOH ini juga supaya terkesan sedikit lucu," jelasnya di restoran setempat yang berlolasi di Jalan Tukad Badung, Denpasar beberapa waktu lalu.
Ia mengungkapkan, untuk menu yang ditawarkan FAT KOH adalah Peranakan Cina atau nama lainnya Baba-Nyonya. Dahulu, para leluhur Peranakan ini datang dari Tiongkok mendarat di Melayu.
"Kemudian menikah dengan warga lokal, jadi makanannya campuran, pakai bumbu-bumbu tapi teknik masaknya tetap cara Chinese (Tiongkok) ada wok dan steam," bebernya.
Adapun menu terlaris di FAT KOH diantaranya Cakwe Udang yakni cakwe goreng yang dibalut dengan adonan udang dan ayam disajikan dengan chili mayonaisse. Selain itu ada Ngo Hiang yakni daging ayam dan udang yang dibalut kulit tahu disajikan dengan herb condiment dan sweet chili sauce. Kemudian Babi Buah Keluak yang juga salah satu menu terlaris di Fat Koh. "Babi Kuah Keluak ini yakni daging babi yang dimasak dengan saus keluak yang gurih ala Peranakan," sebutnya.
Menu terlaris lainnya adalah Koh's Steamed Fish yaitu ikan segar kukus yang disajikan dengan saus asam manis, kecombrang, nanas dan cabai.
"Kenapa ini banyak dicari pelanggan karena ada rasa berbeda yang menggunakan beberapa rempah-rempah dan ada rasa asam dari buah nanas, itu yang membedakan. Saya juga menyarankan untuk menu Crispy Pork Belly," imbuh Chef Jadi.
Selain dari sisi rasa dan teknik masak ala Peranakan, restoran ini hadir dengan konsep keluarga. Sehingga menghadirkan makanan yang bisa untuk sharing bersama keluarga dengan porsi lebih besar.
"Menu Main Course untuk sharing, serta Salad and Snack disajikan dalam porsi besar karena untuk sharing. Karena kita konsep Family Resto. Sedangkan untuk porsi individu juga tersedia seperti Noodle and Rice," katanya.
Ia menambahkan, untuk makanan penutup juga tersedia dengan porsi jumbo khas Peranakan. Kendati restoran ini hadir dengan khas Peranakan, namun suasana didesain modern Peranakan. Begitupun cara penyajian makanan disajikan dengan modern Peranakan. "Kami buka dari jam 10 pagi sampai jam 10 malam," ujarnya.