Diposting : 28 August 2018 23:23
Ketut Sugiana - Bali Tribune
BALI TRIBUNE - Kejadian memilukan terjadi di kawasan aliran irigasi Subak Penasan, Desa Tihingan dengan adanya penemuan bayi orok berjenis kelamin perempuan dibuang orang tidak bertanggung jawab di saluran irigasi sawah milik warga setempat.
Tak pelak temuan orok ini membuat warga Banjar Sangging, Dusun Penasan, Desa Tihingan Kecamatan Banjarangkan, Klungkung menjadi gempar. Dengan penemuan orok yang ada di aliran irigasi (Subak) Penasan, Banjar Sangging, Dusun Sangging Desa Tihingan ini sontak warga yang mendengar datang beramai-ramai melihat temuan memilukan tersebut.
Dari sumber di lapangan menyebutkan bahwa penemuan orok bayi perempuan itu pertama kali diketahui oleh Kadus Penasan, Made Parwata ketika hendak ke sawah untuk beraktivitas sekitar pukul 08.00 Wita.
"Saya menemukannya ketika hendak ke sawah untuk panen bunga. Pertama saya kira apa, ternyata bayi. Saya kaget dan langsung lari untuk minta bantuan," ujar Parwata.
Lebih jauh Parwata (43) mengatakan, dirinya berniat mengantarkan istrinya ke sawah, Senin (27/8) sekitar pukul 08.00 Wita. Saat melintas di pinggir aliran irigasi, dirinya terkejut melihat orok yang awalnya dikira jenis kelamin laki-laki. Karena dirinya tidak berani mengecek kemudin memanggil seorang temannya petani I Nyoman Sukirta (64) yang kebetulan ada di sawah tersebut untuk ikut mengecek penemuan orok tersebut.
Setelah dicek ternyata benar orok dengan jenis kelamin perempuan. Atas penemuan bayi orok tersebut Parwata kemudian melaporkan peristiwa tersebut ke Polsek Banjarangkan guna proses lebih lanjut.
Kapolek Banjarangkan, Kompol Ni Luh Wirati, SH membenarkan adanya penemuan bayi orok tersebut. Menurutnya dirinya hingga kini belum bisa memastikan siapa yang telah membuang orok bayi yang diperkirakan baru berusia 7 bulan itu. Pada saat ditemukan, katanya, orok bayi dalam keadaan telanjang dan bau. "Kami akan menyelidiki hal ini," jelasnya.
Saat ini orok bayi yang ditemukan terapung di irigasi sudah dibawa ke kamar mayat RSUD Klungkung untuk diotopsi pada bayi orok dengan ari-ari masih menempel di tubuhnya. Sementara itu Dirut RSU dr Nyoman Kesuma menyebutkan orok yang ditemukan berjenis kelamin perempuan.
“Bayi orok diketahui berjenis kelamin perempuan dengan luka lecet di kaki ,saat dibawa ke RSU sudah dalam kondisi meninggal, panjang bayi berkisar 5,5 cm dari kepala sampai tumit dan berat orok 600 gram diperkirakan bayi baru berumur 5 sampai 6 bulan,” jelas Nyoman Kesuma.