Diposting : 8 November 2018 10:48
I Made Darna - Bali Tribune
BALI TRIBUNE - Gawat, gedung Badung Comman Center (BCC) di kantor Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Badung belum dilounching sudah rusak. Celakanya, alat-alat canggih dan server internet seharga miliaran rupiah ikut rusak karena terendam air hujan.
Kerusakan sendiri dipicu oleh jebolnya plafon gedung. Plafon yang jebol membuat air hujan masuk ke dalam ruangan dan membahasi semua peralatan canggih didalamnya. Peristiwa ini diduga karena talang air gedung mampet, sehingga air hujan merembes ke atap dan membuat plafon runtuh.
Gedung berlantai III ini masih tergolong baru. Pasalnya, gedung yang akan diresmikan 16 November bertepatan dengan HUT Ibukota Mangupura ini masih dalam masa pemeliharaan kontraktor.
Imbas dari kerusakan BCC ini selain merusak alat didalamnya, layanan internet di lingkungan Pemkab Badung juga ikut mati. InformasiInformasi yang dihimpun koran ini, bocornya gedung juga membuat Hyperflex yang merupakan alat pembantu penyebaran application server Command Center juga terkena air.
Hyperflex dengan kisaran harga Rp 1,5 miliar ini harus terkena air hujan sebelum alat itu digunakan untuk Launcing Badung Command Center.
Kepala Dinas Kominfo Badung, I Wayan Weda Darmaja, saat ditemui membenarkan kejadian tersebut. Namun, ia enggan berkomentar banyak.
“Kalau Server ini, kita tidak berani memastikan apakah ini rusak atau tidak, yang jelas tadi kena air hujan. Kami berlum berani mencoba,” katanya, Rabu (7/11).
Hyperflex, alat penyimpan data dan server itu dibeli diluar negeri. Bahkan alat itu sebenarnya untuk launcing Badung Command Center, namun sayangnya sebelum launcing, Hyperflex yang nantinya merupakan nyawa Commad Center harus terkena air hujan. Tak hanya Hyperfelx, lima server dengan harga ratusan juta milik Diskominfo juga terkena air. Selain itu kondisi atap gedung di lantai tiga juga jebol sebelum gedung ini di launching.
“Di sini listrik tegangan tinggi. Jadi kami harus sangat berhati-hati memindahkan alat ini,” ujarnya. Lebih lanjut berkaitan dengan Hyperfex tersebut, Weda menyebut fungsinya untuk menyimpan semua data.
Bahkan jika server-server rusak Hyperflek ini juga bisa menyimpan data sever dari aplikasi yang akan dilaunching.
“Ini (Hyperflex) kan belum seuntuhnya milik kita. Ini masih menjadi milik rekanan, karena mereka belum memasangnya. Sebenarnya kalau yang kita terima kondisinya rusak kan masih bisa di ganti. Tapi ini karena gedung kita yang bocor dan Hayperflex jadi kena air, saya masih belum tau bagaimana nantinya,” terang mantan Kadis Damkar Badung ini.
Sementara Kadis Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Badung, Ida Bagus Surya Suamba, menyebut jebolnya plafon karena lubang talang air tertutup kotoran.
“Ya, plafon jebol karena airnya pada talang meluap. Jadi saat kami periksa semua Inlet tersumbat, sehingga air meluap dan banjir,” jelasnya.
Untuk kerusakan gedung ini, pihaknya mengaku sudah memerintahkan untuk segera diperbaiki. Gedung sendiri masih masa pemeliharaan. Jadi perbaikan mutlak menjadi tanggung jawab pihak rekanan sampai Januari 2020. ”Ssudah langsung kita perbaiki,” tegas Surya.