Diposting : 16 February 2019 22:45
redaksi - Bali Tribune
Bali Tribune, Gianyar - Perang Tarif hotek di Bali, khusus di Kawasn Wista Ubud, kian memprohatinkan,. Kondisiini meruakan sebuah musiabh bagi peklau pawiwisat dna masyarata balia,. Halitu terungkap dalam Focus Group Discustion (FGD) yang digelar Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kabupaten Gianyar serangkian Rapimkab di ruang sidang utama Bupati Gianyar, Jumar (15/2).
Persaingan ketat, lantaranmenjamuranya hotel di Kawasan Ubud, daya saing yang seyogyanya dilakukan adalah memperbaiki kualitas pelayanan. Namun, kenyataannya pengusaha lebih banyak yang menurunkan harga untuk merebut hati para wisatawan. Akibtanyam musibah perang tarif pun tidak terhindarkan.
Ketua Kadin Bali Anak Agung Ngurah Wiraputra yang menjadi pembicara pda prifum itu mengungkapkan, perang tarif berarti musibah bagi pelaku pariwisata itu sendiri. Karean itu, Ngurah Wiraputra menghimbau agar perkembangan hospitality menganut konsep pada kawasan dan kenyamanan. Karena dalam bisnis hospitality kenyamanan harus menjadi prioritas. Pihaknya menilai, masih maraknya pembangunan hotel, mengakibatkan tak seimbangnya supply and demand dan berujung pada musibah perang tarif. “Jika terus dibiarkan, Pariwisata Bali bisa hancur karena beban industri akan makin tinggi akibat persaingan yang tidak sehat.
Lebih lanjut Wiraputra juga memuji Kadin Gianyar sebagai salah satu Kadin terbaik di Bali. Kadin gianyar selalu melaksanakan rapimkab sebelum dilaksanakan rapimprov sehingga apapun hasil dari rapimkab tersebut dapat disampaikan pada rapimprov serta menjadi patokan bagaimana Kadin dan Pemerintah bersinergi. Karena bagaimanapun Kadin yang merupakan mitra dari pemerintah harus berjalan beriringan demi kemajuan perekonomiannya. Lebih lanjut Wiraputra juga berharap dengan kemajuan era digital ada bantuan dari pemerintah bersama Kadin Gianyar untuk membantu pengusaha menembus pasar-pasar digital.
Sekdakab Gianyar, I Made Gede Wisnu Wijaya menilai, menyikapi perang tarif hotel tersebut harus ada peraturan yang mengatur tarif perhotelan. Perang tarif ini diakui akan merugikan semua pihak termasuk pemenrintah. Karena 55% PAD Gianyar bersumber dari kontribusi perhotelan. “ Diskusi yang membahas persaingan tarif hotel, menunjukkan kepedulian dari Kadin Gianyar terhadap berbagai permasalahan yang terjadi pada saat ini khususnya di sector pariwisata,” terangnya.
Ketua panitia Rapimkab Gianyar Ida Bagus Suar Udiyana mengatakan tujuan Rapimkab untuk menyusun program kerja tahunan Gianyar satu tahun kedepan. Ia juga mengingatkan agar rumusan kerja harus menyentuh kepentingan masyarakat luas sehingga mampu meningkatkan daya saing pengusaha lokal, mampu mengembangkan perekonomian Kabupaten Gianyar serta meningkatkan sinergitas dengan Pemerintah Kabupaten Gianyar.
Di lain sisi, Ketua Kadin Gianyar Ari Arsania mengatakan bahwa perkembangan pariwisata telah membawa dampak terhadap peningkatan perekonomian Bali. Namun yang menjadi permasalahan banyaknya seniman yang beralih menjadi kuli, sehingga perlu suatu perhatian yang lebih mendalam kepada pelaku seni.