Fokus Kesejahteraan Masyarakat, GPIB Gelar Konven Pendeta | Bali Tribune
Bali Tribune, Sabtu 01 Februari 2025
Diposting : 23 February 2019 23:07
Redaksi - Bali Tribune
Bali Tribune/Ketua Umum Majelis Sinode GPIB, Pendeta Paulus Kariso Rumambi, foto bersama dengan para panitia dan awak media.
Bali Tribune, Denpasar - Gereja Protestan Indonesia Bagian Barat (GPIB) menyelanggarakan Konven Pendeta dan Persidangan Sinode Tahunan GPIB Tahun 2019 di Kuta. Kegiatan yang berlangsung selama dua pekan mulai dari 25 Februari itu fokus pada kesejahteraan masyarakat. Diharapkan, dengan kegiatan tersebut bisa memberikan output yang baik dan mengevaluasi berbagai kendala yang dihadapi dalam pelayanan selama ini.
 
Ketua Umum Majelis Sinode GPIB, Pendeta Paulus Kariso Rumambi, menerangkan, konven pendeta dan persidangan sinode kali ini mengambil tema 'Mambangun Masyarakat Sejahtera Demi Kesejahtraan Umat dan Kekuatan Bangsa'. Tema yang diusung kali ini bagian dari sinergitas pemangku agama khususnya GPIB dengan pemerintah dalam meningkatkan keaejahteraan masyarakat dikawasan pendalaman, kawasan terpencil dan yang terluar.
 
Dengan membangun masyarakat yang baik, akan berdampak juga terhadap kesejahteraan masyarakat itu pula. “Diharapkan dengan kegiatan ini bisa lebih besar lagi kontribusinya bagi pembangunana masyarakat yang sejahterah, terlebih lagi yang di pedesaan. Tentunya GPIB akan berkoordinasi dengan pemerintahan, baik dari yang ada di tingkat Desa hingga pusat dalam bersinergi dengan program dari kami sendiri,” ungkapnya.
 
Selain agenda kesejahteraan masyarakat, Konven Pendeta ini juga sebagai salah satu cara meningkatkan dan mengembangkan karakter pendeta GPIB. Sehingga pihaknya tentu secara berkesinambungan pengembangan karakter Pendeta dalam melayani umat. “Untuk konven kali ini, ada kekhususan, yaitu setiap pendeta akan dipetakan mentalitas dirinya sebagai pelayan Tuhan. Tentu melalui beberapa cara dengan test oleh para pakar. Dengan demikian, mentalitas Pendeta akan terus diasa dalam menjalankan pelayanan dimanapun, termasuk di pedesaan atau daerah terpencil,” katanya.
 
Sekretaris I Majelis Sinode, Pendeta Ely Pitoy de Bell, mengajui bahwa konven ini diamaksud untuk membahas soal teologis, baik menyangkut ajaran gereja maupun hal-hal yang aktual dalam beragama, bermasyarakat dalam kehidupan sehari. Apalagi, saat ini berbarengan dengan tahun politiki, sehingga pihaknya menghimbau agar partisipasi untuk melaksanakan hak pilih.
 
Sementara persidangan sinode yang dimaksud adalah program kerja tahunan untuk membicarakan hal strategis diantaranya soal kehadiran gereja di tengah kehidupan berbangsa dan bernegara. “Salah satunya peran serta umat dalam partisipasi politik dan menjawab tantangan aktual yang berkembang dalam bangsa dan negara,” ujarnya.
 
Sementara Ketua umum panitia, Samuel A Z Karinda menuturkan, bahwa kegiatan ini dibagi menjadi dua agenda, yaitu pertama pada 25 dan 26 Februari ini dilakukan Konven Pendeta. Kemudian pada 27 Februari hingga 2 Maret digelar sidang sinode yang akan dihadiri oleh 1.200 pendeta dari anggota sinode GPIB yang berada di 26 Provinsi.
 
Rencananya, kegiatan tersebut akan dibuka oleh Gubernur Bali, I Wayan Koster dan mendatangkan berbagai pembicara seperti Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal, Eko Putro Sandjojo, Deputi V Kantor Staf Presiden, Jaleswari Pramodhawardani, Guru Besar Udayana, I Ketut Gede Darma Putra, Dosen Fisip UI, Ani Sucipto dan juga pendeta lainnya.