Diposting : 4 April 2019 23:52
Djoko Purnomo - Bali Tribune
balitribune.co.id | Denpasar - Sungguh memprihatinkan, lantaran dana yang dipunyai KONI Bali terbatas, salah seorang atlet panjat tebing putri Bali, Nadya Putri Virgita, batal mengikuti kejuaraan seri dunia panjat tebing di Swiss, Jumat (5/4) besok.
Seperti diketahui, Nadya telah lolos seleksi yang dilakukan pelatnas Indonesia lalu, dan berhak mengikuti kejuaraan seri dunia di beberapa negara, salah satunya di Swiss.
Namun, untuk bisa berlaga di Swiss tersebut, biaya ditanggung daerah dalam hal ini Pemprov Bali melalui KONI Bali. Sayangnya, karena KONI Bali memperoleh bantuan terbatas dari Pemprov Bali, akhirnya tidak bias membiayai Nadya ke Swiss.
“Pastinya kami kecewa sekali, karena Nadya tidak bisa berangkat ke kejuaraan seri dunia di Swiss itu, karena tidak ada biaya sehingga mengurus visa juga terlambat. Padahal Nadya sudah dua kali menyumbangkan medali emas bagi Bali di dua PON, yakni PON Riau dan PON Bandung,” tutur Ketua Umum Pengprov FPTI Bali, Putu Yudi Atmika, Rabu (3/4).
Jika begini kondisinya, lanjut Yudi Atmika, bagaimana atlet berprestasi seperti Nadya diberikan kesempatan mengasah kualitasnya, dengan menghadapi para atlet panjat tebing kelas dunia.
“Ini kelas dunia lho. Ingat itu! Kalau seperti ini, kapan bisa membuat atlet Bali berprestasi,” sesal Yudi Atmika.
Di lain pihak, Ketua Umum KONI Bali, Ketut Suwandi menjelaskan, jika adanya pengajuan dana untuk atlet seperti Nadya, agar dikoordinasikan dengan Binpres KONI Bali. Pasalnya, hal itu terkait dengan kondisi anggaran KONI Bali yang sangat terbatas.
“Saya mengerti dengan semua itu, tapi kondisinya dana KONI Bali juga terbatas. Apalagi tahun ini bersamaan dengan Porprov Bali XIV/2019 di Tabanan, September mendatang, serta Pra-PON. Bahkan perhitungannya, untuk Pra-PON yang diikuti cabor rata-rata hanya bisa diberikan dana Rp 100 juta saja,” tegas Suwandi.
Dirinya juga mengutarakan, jika dana pengajuan dulunya disetujui Rp 22 miliar oleh Pemprov Bali, mungkin tidak seperti ini kondisinya. “KONI Bali bahkan harus menurunkan bantuan untuk Porprov Bali dari rencana Rp 6 miliar menjadi Rp 4,5 miliar. Ya, inilah kondisi keterbatasan dana yang ada. Apalagi harus efisien,” tukas Suwandi.