Denpasar, Bali Tribune
PT Monex Investindo Futures menggebrak pola pikir bisnis trading atau bisnis berjangka dengan menghadirkan trading terkini lewat seminar kedua “Profit Itu Nyata” yang akan digelar di Sector Bar and Restaurant, Sanur, Sabtu (9/4) mendatang.
Selama ini, nasabah di Indonesia terutama di Bali banyak yang jadi investor namun gagal dalam mencoba bisnis ini. Ada banyak faktor yang menyebabkan kegagalan tersebut. Di antaranya, faktor gagap teknologi (gaptek), psikologi dan skeptis dalam mencoba hal-hal baru.
“Bisnis trading tidak mempersoalkan berapa dapat besar untung, tapi seberapa cepat bisa untung. Mengingat pertumbuhan bisnis ini sangat luar biasa, terutama Jakarta dan Bali yang akan terus berkembang,” ungkap BM Monex Denpasar, Hengky Suryawan, di Denpasar, Selasa (5/4).
Dikatakan, sebenarnya hampir semua masyarakat bisa mencoba bisnis ini. Oleh karena itu bisnis ini diharapkan bisa merakyat sebagai alternatif bisnis diluar sektor riil. Karena sama-sama memiliki peluang dan resiko, meskipun terjun di bidang bisnis ini belum banyak yang terbiasa.
“Bisnis ini gampang cuma melihat perkembangan di luar negeri. Sebagai negara berkembang pasti mengikuti negara maju. Jadinya kita siapkan tenaga ahli yang menguasai bisnis ini sesuai kebutuhan masyarakat. Ada juga sistem trading robotic yang disiapkan untuk nasbah,” tegasnya.
Menurutnya, saat ini masyarakat sudah mulai tersadar masuk iklim investasi. Seperti deposito bisa terkena inflasi yang bisa lebih tinggi dari suku bunga bank. Sehingga mata uang nilainya akan terus melemah.
Sebab itu, banyak yang beralih ke investasi namun sayangnya malah memilih investasi bodong. “Kita mengajak masyarakat lebih smart lagi memilih investasi agar tidak tergiur investasi bodong. Seperti di Monex tetap ada resiko berinvestasi, namun resiko itu bisa kita minimalisir,” tandasnya.
Bisnis trading di Bali dirasakan akan terus berkembang, bahkan di Buleleng dan Karangasem nasabah bisnis trading ini lebih banyak yang berani bertransaksi. Apalagi sudah tercatat ribuan nasabah Monex di Bali, bahkan baru-baru ini pernah tembus perjualan hampir 13 ribu lot yang biasanya cuma 2 ribu sampai 3 ribu lot.
“Hampir semua produk ditransaksikan oleh nasabah. Kalo dulu kebanyakan bertransaksi emas, namun sekarang sudah merambah transaksi lain,” imbuhnya. Terkait Profit Itu Nyata, menurutnya sudah dirasakan oleh seluruh nasabah yang telah bertransaksi di Monex. Meskipun bisnis trading ini masih ada resiko, namun dengan sistem yang diambil di seluruh dunia bisa mengurangi resiko kerugian nasabah.
“Apapun kebutuhan klien bisa dicover dengan teknologi yang semakin perkembang. Dulu harus ke perusahaan dan lewat telepon, kini bisa lewat online dan dikoneksi dengan robot sesuai dengan karakteristik klien. Jadinya nasabah semakin mudah untuk menguasai bisnis ini,” pungkasnya.