Diposting : 15 January 2020 07:16
Putu Agus Mahendra - Bali Tribune
balitribune.co.id | Negara - Para petani cabai di Kabupaten Jembrana dihantui perasaan was-was. Pasalnya, ditengah harga cabe di pasaran yang lagi melambung justru tanaman cabai terganggu pertumbuhannya karena terserang hama. Petani cabai kini khawatir gagal panen dan merugi.
Salah seorang petani cabai, Gusti Putu Wiarti asal Banjar Pangkung Lip-Lip, Desa Kaliakah, Negara mengaku, sangat menyesal terhadap pertumbuhan cabainya yang tidak maksimal kendati berbagai upaya perawatan telah dilakukannya.
Pasalnya, menjelang tanaman cabai akan mulai berbunga justru berbagai persoalan dihadapi para petani cabai. Selain rumpun pada pucuk-pucuk daun yang mengalami kriting daun, juga tanaman diserbu hama menyerupai kupu-kupu hitam yang menempel pada bagian bawah daun dan dahan-dahan pohon.
“Sekitar umur satu bulan pertumbuhannya sangat bagus bahkan terlihat cukup subur. Namun menjelang umur dua bulan justru daun-daunnya mulai kelihatan loreng ke kuning-kuningan.
Khawatir terjadi hal-hal yang lebih fatal, setiap malam saya amati dengan lampu penerangan ternyata pada pohon-pohonnya itu banyak terlihat seperti wereng warna hitam yang biasa terlihat di tanaman padi pada umumnya. “ujarnya, Senin (13/1).
Masalah yang sama juga dihadapi sejumlah petani cabai di sejumlah desa di Jembrana. Itulah sebabnya, Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Jembrana menerjukan petugas Pengendali Organisme Pengganggu Tanaman (POPT) ke lapangan. Petugas POPT di Kecamatan Negara yakni, I Ngurah Nyoman Susanto dan I Made Kerta menyatakan penyebab terganggunya pertumbuhan cabai tersebut disebabkan sejumlah faktor. Salah satunya adalah cuaca yang ekstrem.
Para petugas juga telah menemukan juga serangan hama penyakit yang mengganas. Oleh karena itu, para petani diminta untuk melakukan langkah-langkah kongkret dan preventif agar serangan hama tidak meluas.
Hasil dari pengamatan pihaknya pada tanaman cabai petani yang hampir semuanya pertumbuhannya terganggu, karena selain faktor cuaca juga karena serangan hama wereng.
“Setelah tadi kami amati benar hama seperti wereng pada tanaman padi” ungkap I Ngurah Nyoman Susanto.