Diposting : 24 April 2020 07:12
Nyoman Astana - Bali Tribune
balitribune.co.id| Gianyar - Beragam upaya dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat untuk menanggulangi kemacetan di Kota Wisata Ubud, namun selalu kandas. Terakhir, gebrakan lintas instansi menetapkan Ubud bebas parkir tidak berjalan efektif. Ketertiban parkir hanya sempat terwujud saat bencana erupsi Gunung Agung, dan kini datang Covid 19 menyambar, Ubud langsung lengang dan benar-benar steril dari kendaraan parkir di pinggir jalan.
Pantauan, Kamis (23/4) siang, kawasan Ubud yang benar-benar steril dari parkir liar ini justru sangat memprihatinkankan. Karena tertib parkir ini terwujud bukan lantaran kesadaran masyarakat, melaikan akibat sambaran Pandemi Covid 19 yang dalam sekejap menjadikan Ubud seperti kota mati. Di sejumlah titik kemacetan tidak lagi ada petugas dari Dinas Perhubungan, kecuali petugas kepolisian, yang kini mendaptakan tugas tambahan, yakni memperingatkan pengguna jalan agar memakai masker.
“Kondisi ini sudah terjadi sejak wabah corona ini. Memang masih ada beberapa wisatawan asing yang tinggal di villa-villa, itupun karena mereka menilai lebih aman di Bali dibanding di negaranya yang sudah dilanda wabah mematikan ini,” ungkap Adek Dwi Artinia, salah soerang pengurus warung makan di Jalan Raya Sambahan Ubud.
Paceklik wisatawan akibat Covid 19 ini pun mulai merubah wajah Ubud diberbagai aspek. Karena dalam situasi normal sebelumnya, keramaian di Ubud bukan disebabkan oleh warga setempat, tetapi lantaran aktivitas pariwisata mulai dari serbuan wisatawan dan para pekerja. Padahal di bulan sekarang ini adalah high seasson, dimana Ubud biasanya sangat macet. “Kini Ubud kehilangan wisatawan dan usaha-usaha pariwisata seperti restoran, hotel dan sebagainya telah menutup operasional. Saya yang mengandalkan rezeki dari kontrak katering di Hotel pun langsung drop,” terang Ibu dua anak ini.
Secara terpisah, Kasatlantas Polres Gianyar, AKP Laksmi Trisna Dewi Wieryawan membenarkan hal tersebut. Kondisi seperti ini tidak hanya menghilangkan kemacetan di Ubud, tetapi juga berkurangnya para pelanggar parkir. “Hal ini terjadi karena masyarakat di Ubud jarang melakukan aktivitas di luar rumah,” ujarnya.