Ritual Ngedeblag - Cara Krama Beng Tangkal DBB dan Cikukunya | Bali Tribune
Bali Tribune, Sabtu 28 Desember 2024
Diposting : 15 April 2016 12:23
habit - Bali Tribune
Ribuan warga saat melakukan ritual ngedeblag

Gianyar, Bali Tribune

Suasana  magis diiringi riuh kentongan bambu yang dibunyikan ribuan warga, terjadi di  Desa Pakraman Beng, Gianyar, Kamis (14/4).  Iringan  barong tapakan pun mengelilingi desa untuk mengusir  wabah  demam  berdarah dengue  (DBD) dan cikukunya, yang menyerang warga secara massal  dalam sebulan terakhir ini.

Rangkaian prosesi ini diawali upacara pecaruan balik sumpah terpusat di catus pata  dan perbatasan desa. Setelah itu seluruh krama berkumpul di Pura Dalem Beng sembari membawa kentongan dan alat bunyi-buyian lainnya.   Usai prosesi   pemendakan Bhatara Khayangan  Tiga, ribuan warga  mulai membunyikan kentongan dan alat lainnya, mereka pun mulai bergerak mengelingi desa.

“Karena wabah yang  menyerang desa kami ini  sifatnya massal dan membuat warga resah, atas petunjuk sulinggih dan pinandita kami memutuskan  untuk menggelar Ritual Ngedeblag,” ungkap Jero Bendesa Beng, I Nyoman Wija.

Prosesi ini mengelilingi desa melalui jalan yang paling pinggir. Dengan prosesi ini,  Tuhan yang berstana di Pura Khayangan  Tiga setempat  diharapkan dapat menetralkan wabah yang sedang melanda desa sekaligus mengembalikan keseimbangan alam mikro dan makro lantaran  keresahan yang menimpa warga.  Ritual ini rutin digelar setiap hari pengerupukan. Namun,  ngedeblag  juga digelar pada situasi tertentu seperti ketika warga diserang  wabah  DBD dan cikukunya.

Lurah Beng, Putu  Pradana mengungkapan, dalam sebulan terkhir, ratusan warganya  menderita  cikukunya dan demam berdarah.  Atas kondisi itu, sedikitnya sudah delapan kali menggelar PSN massal. Namun, wabah yang disebabkan gigitan nyamuk itu tetap menyerang.  “PSN sudah berulang kali kami lakukan, namun masih saja ada waga kami terserang DBD dan cikukunya,“ terangnya.

Atas pertimbangan itu pihak adat memutuskan menggelar ritual Ngedeblag sesuai  keyakinan desa secara turun temurun.  “Mudah-mudahan dengan upaya sekala dan niskala ini dapat menumbuhkan kesadaran warga untuk selalu waspada  dan  selalu memperhatikan lingkungan, khususnya  dalam memberantas jentik nyamuk,” harapnya.