balitribune.co.id | Denpasar - Karateka Nadhi Yasa Setiawan (23) asal Padangsambian, Kota Denpasar ini telah mengharumkan nama Bali dengan menyumbangkan berbagai medali. Mulai dari emas hingga perunggu dalam ajang kejuaraan karate tingkat Nasional.
Tahan banting, adalah dua kata yang bisa mendeskripsikan I Nyoman Nadhi Yasa Setiawan (23). Pria asal Padang Sambian, Denpasar ini mengaku bahwa karate adalah olah raga yang sudah ia selami selama sepuluh tahun belakangan. Kepada wartawan Bali Tribune, pada (3/5) ia menceritakan sepak terjang hingga beragam prestasi gemilang yang berhasil ditoreh namanya.
Ia memulai karier sebagai atlet profesional sejak duduk di bangku kelas 5 SD. Karate adalah bidang olahraga yang berhasil jadi labuhan hatinya sebab prospek karier yang menarik dan suasana latihan yang menurutnya asyik. Sampai saat ini, namanya gemilang dan bersinar, ia pun jadi lawan yang disegani para petandingnya di arena.
Hingga saat ini, ia tergabung sebagai anggota emas salah satu Dojo terbesar di Bali, Dojo Campuhan Asri yang terletak di Padang Sambian Kaja, Kecamatan Denpasar Barat, dan sedang menyandang sabuk coklat.
Pria yang sehari-harinya bekerja sebagai tenaga Administrasi ini sukses memberikan Bali dan khususnya kota Denpasar berbagai medali. Ia menduduki posisi pertama banyak kejuaraan bergengsi tingkat provinsi, seperti Jembrana Cup 2014 dan Mangupura Cup 2016. Tidak puas hanya sampai di sana, ia memacu diri lebih giat lagi.
Ambisi tersebut membawanya ke berbagai kejuaraan Nasional, yakni kejuaraan Jombang Open di Jawa Timur 2015 sampai turnamen Oso di Jakarta, dari kedua turnamen tersebut ia berhasil membawa pulang medali perunggu. Partisipasi terbarunya adalah Kejuaraan Provinsi Bali yang akan diselenggarakan pada Juni 2022 mendatang.
Ia mengaku kiat-kiatnya dalam menandingi lawan adalah dengan mengaplikasikan teknik yang tepat serta meruntuhkan rasa takut. Meski begitu, ia mengaku bahwa olahraga ini bukannya tanpa risiko.
Cidera dan memar sering dialaminya pasca bertanding. Tetapi hal tersebut tidak sedikit pun menggentarkan semangat pria ini, pasalnya ia berharap bisa mengemban tugas sebagai atlet karate ke jenjang yang lebih profesional kedepannya.
"Tentu awal-awal adalah fase yang paling sulit karena kita baru memulai dan tidak punya nama. Tapi saya percaya, membangun karier di bidang karate mudah jika kita berkomitmen dan kreatif. Bila ada kemauan pasti ada jalan. Dan jika jalan sudah terbuka, relasi dan bantuan datang bergiliran," akunya.
Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga tanggap dalam memberikan bantuan seperti pendanaan dan akses kepada atlet-atlet berprestasi sepertinya. Ia mengaku bahwa pemerintah cukup menyokong dan membuka jalan baginya. Selain semangat dan talenta, dukungan itu mampu membawanya sampai ke posisi sekarang.
Ia juga mengupayakan berbagai hal agar olahraga karate bisa sampai ke telinga masyarakat umum. Khususnya, rutin melatih adik-adik yang ingin mengikuti langkahnya.
"Kedepannya, saya ingin agar karate Bali bisa menambah emas di kejuaraan PON. Bisa meningkatkan sabuk jadi sabuk hitam, serta ikut mengupayakan kemajuan karate ini ditingkat provinsi," harapnya.