BALI TRIBUNE - Wakil Gubernur Bali Ketut Sudikerta menerima aksi damai ribuan mahasiswa yang menolak paham radikalisme dan ingin menjaga keutuhan NKRI di depan Kantor Gubernur Bali, Kamis (18/5).
Pada kesempatan itu, perwakilan mahasiswa Pande Putu Bagus Mahendrayasa yang mewakili sekitar 1.500 mahasiswa yang berasal dari beberapa universitas yaitu Universitas Warmadewa, STIKES Bali, Universitas Dyana Pura, IKIP PGRI Bali, Universitas Mahasaraswati, Sekolah Tinggi Pariwisata Bali Internasional dan STIE Singaraja, menyampaikan empat poin pernyataan sikapnya.
Pertama, mahasiswa mendukung tetap tegaknya empat Konsensus Nasional (Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika) sebagai landasan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara di Indonesia.
Kedua, mahasiswa mendukung pemerintah membubarkan gerakan radikalisme dan menindak tegas pelakunya. Ketiga, mahasiswa mendukung pemerintah membersihkan aparatur negara dari pengaruh intoleransi dan radikalisme. Keempat, mahasiswa menolak kepemimpinan khilafah di Indonesia, dan kelima mahasiswa menuntut penegakan hukum terhadap anasir-anasir yang merongrong Pancasila, UUD 1945 dan Bhinneka Tunggal Ika untuk tetap tegaknya NKRI.
Menanggapi hal ini, Wagub Sudikerta terjun langsung untuk memberikan pengarahan kepada para mahasiswa. Dalam pengarahannya Sudikerta memberikan apresiasi atas aksi damai mahasiswa yang tertib. Ia menekankan agar semua pihak baik para mahasiswa maupun seluruh masyarakat umum agar menjaga keutuhan NKRI dengan cara tidak melakukan gerakan-gerakan yang radikal dan menghormati segala bentuk perbedaan yang ada, mengingat Indonesia dibangun dari keberagaman suku, adat, budaya dan agama.
“Mari kita maknai aspirasi yang disampaikan ini dengan tidak melakukan hal-hal yang radikal dan menghormati segala perbedaan yang ada. Kita harus hidup rukun dan saling berdampingan jangan sampai ada saling ketersinggungan satu sama lain agar segala bentuk pembangunan yang ada di Indonesia khususnya di Bali dapat berjalan lancar,” ujarnya.