BALI TRIBUNE - Lomba desa merupakan salah satu kegiatan untuk mengevaluasi perkembangan pembangunan desa dan menilai keberhasilan program pembangunan disegala bidang yang telah dilaksanakan. Selain itu, pada lomba ini desa yang dinilai merupakan salah satu desa terbaik di masing-masing kecamatan.
Demikian dikatakan Sekretaris tim penilai Evaluasi Perkembangan Desa dan Kelurahan Tingkat Kabupaten, Gede Satya Kusuma,SH dihadiri Ketua TP PKK Kabupaten Gianyar, Ny. Surya Adnyani Mahayastra saat melakukan evaluasi kepada Desa Saba, di Wantilan Balai Banjar Blangsinga, Desa Saba, Blahbatuh belum lama ini.
Satya Kusuma menyebutkan, perlombaan desa tingkat kabupaten tahun ini berpedoman pada Permendagri Nomor 81 tahun 2015 Tentang Evaluasi Perkembangan Desa Dan Kelurahan, serta mengetahui efektivitas dalam penyelenggaraan pemerintahaan, pembangunan, pembinaan kemasyarakatan, dan pemberdayaan masyarakat.
“Selain itu lomba juga berpedoman pada tingkat kesejahteraan masyarakat, daya saing desa dan kelurahaan yang sesuai dengan nilai-nilai pancasila,”ucapnya.
Dia menambahkan, adapun persyaratan untuk mengikuti penilaian ini adalah Desa wajib memiliki Profil Desa ( Prodeskel), Perdes RPJMDes dan RKP Desa 2 (dua) Tahun terakhir. Sementara bidang yang akan dijadikan acuan dalam penilaian tahun ini adalah, bidang pemerintahan, Bidang Kewilayahan, dan Bidang Kemasyarakatan 2 (dua) tahun terakhir yaitu tahun 2015 dan tahun 2016.
“Yang Paling penting adalah status desa yang dapat mengikuti perlombaan desa adalah Desa/ Kelurahan Cepat Berkembang dan Berkembang,”imbuh Satya Kusuma.
Kepala Desa Saba I Gusti Ngurah Mahendradata menyampaikan bahwa Desa Saba berfokus pada usaha pemberdayaan masyarakat pada suatu komunitas sehingga mereka memiliki kemampuan dan kesetaraan dengan stakeholder lain.
Menurut Perbekel Gusti Mahendradata, pemberdayaan masyarakat bisa diartikan menjadikan masyarakat sebagai subjek pembangunan yang selaras dengan konsep people centered development.
“Dalam pemberdayaan masyarakat, dituntut pula partisipasi masyarakat dalam keseluruhan proses pembangunan mulai dari perencanaan sampai implementasi di lingkungan mereka tinggal,” tegasnya.
Dikatakan Gusti Mahendradata, keterlibatan masyarakat baik secara fisik, material, maupun finansial diharapkan mampu meningkatkan rasa kebersamaan dan rasa memiliki proses dan hasil pembangunan yang dilakukan pada masyarakat Desa Saba.
Gusti Ngurah Mahendradata menambahkan, potensi desa yang dimiliki Desa Saba meliputi di bidang pertanian, yakni perkebunan jagung, pisang dan kelapa. Sector peternakan, masyarakat Desa Saba memelihara Sapi Bali yang dipelihara secara Individu atau berkelompok melalui program simantri. Masyarakat desa saba memiliki kegiatan industry rumah tangga sebagai pembuat pangkonan dan kripik kacang. Selain itu, Desa Saba juga memiliki obyek wisata pantai Saba dan waterfall Blangsinga yang memiliki daya tarik tersendiri bagi wisata.
Desa Saba sendiri terdisi dari delapan banjar Dinas yakni, Banjar Dinas Blangsinga, Banjar Dinas Sema, Banjar Dinas Kawan, Banjar Dinas Tengah, Banjar Dinas Tegallulung, Banjar Dinas Banda, Banjar Dinas Pinda dan Banjar Dinas Saba. Pada tahun 2016, jumlah penduduk Desa Saba mengalami penuruan dari tahun sebelumnya yakni dari 9463 jiwa (tahun 2015) menjadi 9351 jiwa (tahun 2016) dengan luas wilayah 660 Ha.