balitribune.co.id | Negara - Upaya untuk merelokasi pedagang di Pasar Umum Negara (PUN) kini masih terus dilakukan seiring tahapan pelaksanaan pengerjaan revitalisasi pasar. Kendati batas waktu pindah yang awalnya dijadwalkan dari Selasa (15/8) telah diundur hingga Senin (20/8) namun beberapa pedagang belum mau pindah. Pedagang yang masih bertahan diminta segera melakukan pengosongan.
Revitalisasi Pasar Umum Negara mulai memasuki tahap pembongkaran. Sejumlah kios pada Senin (21/8) tampak mulai dibongkar oleh para pekerja. Sebagian besar pedagang sudah memindahkan dagangannya ke lokasi relokasi di areal parkir Pemkab Jembrana dan Pasar Ijo Gading. Pedagang yang belum pindah untuk segera memindahkan dagangannya dan mengosongkan bangunan pasar yang ditempati. Seluruh bangunan di pasar induk terbesar itu sudah harus selesai dibongkar pada Rabu (30/9) mendatang.
Pada pertemuan dengan pedagang yang difasilitasi Polres Jembrana Senin siang, Bupati Jembrana I Nengah Tamba meminta semua pihak menciptakan situasi kondusif. Ia menegaskan revitalisasi bukan untuk menyengsarakan pedagang tapi justru mensejahterakan pedagang serta menghormati kepentingan pembeli akan tempat berbelanja yang lebih layak dan representatif . "Tidak ada niat sedikitpun menyengsarakan pedagang. Justru untuk kepentingan pedagang dan masyarakat Jembrana," ujarnya.
Ia menyebut anggaran yang dikucurkan pemerintah pusat merupakan kesempatan besar untuk melakukan perbaikan pasar. Apabila anggaran ini ditolak maka menurutnya belum tentu bisa diberikan anggaran lagi. Sedangkan APBD Jembrana diakuinya belum mampu untuk melakukan revitalisasi pasar, karena besarnya anggaran yang dibutuhkan. Ia meminta para pedagang agar tertib melakukan pemindahan barang sesuai tempat relokasi dituju. Pihaknya memahami akan ada sedikit penyesuaian di tempat relokasi.
Namun seiring berjalan waktu, pihaknya yakin seluruh transaksi jual-beli di pasar akan berangsur kembali normal. "Kita menyadari di tempat relokasi mungkin tidak nyaman satu atau dua bulan ini. Tetapi akhirnya nanti kalau sudah berjalan, masyarakat sudah tahu bahwa di situlah pasar sementara, akhirnya masyarakat itu pasti datang kesana untuk belanja," ungkapnya. Bupati asal Desa Kaliakah ini juga akan berupaya untuk membuat pasar sementara di tempat relokasi ramai dikunjungi masyaraka.
Menurutnya akan dilaksanakan berbagai kegiatan yang akan dilakukan di tempat tersebut. "Saya tidak akan pernah diam untuk melakukan berbagai cara agar pasar relokasi ini diketahui masyarakat. Begitu mereka kompak relokasi maka kita akan buatkan semacam acara untuk mengundang masyarakat agar tahu bahwa Pasar Negara diperbaiki dan seluruh pedagang relokasi di lokasi itu" paparnya. Pihaknya juga akan meminta seluruh jajarannya untuk membantu para pedagang dengan berbelanja di tempat relokasi.
Ia menyatakan sekitar tiga ribu ASN yang akan ia arahkan untuk berbelanja di pasar relokasi tersebut. "Saya memperbolehkan kepada seluruh pegawai di Pemkab Jembrana jam istirahat atau pulang kerja mampir ke pasar relokasi. Ada sekitar tiga ribuan pegawai, jumlah yang cukup besar untuk membantu pedagang," ucapnya. Ia juga mengaku telah bertemu dengan Gubernur Bali serta unsur Kementerian PUPR dengan kesepakatan untuk kembali melaksanakan review agar permintaan pedagang memperbesar ukuran kios dapat difasilitasi.
Dalam pertemuan dengan Gubernur Bali yang juga dihadiri pihak Kementerian PUPR tersebut, dikatakannya telah menyepakati untuk memperluas ukuran standar yang sudah ada di perencanaan sesuai permintta pedagang. "Meski secara aturan, ukuran ditetapkan memang 2x3 meter. Tapi kita pilih opsi memperluas menjadi kios maupun los 3x4 meter. Ukuran ini sudah sesuai dengan harapan pedagang yang berusaha kita akomodir. Caranya nanti setelah ada pemenang tender akan dilakukan review," jelasnya.