balitribune.co.id | Singaraja – Cawapres Gibran Rakabuming Raka mengatakan akan mengkaji ulang pembangunan bandar udara (Bandara) Bali Utara setelah sejumlah tokoh masyarakat di daerah itu mendesaknya agar bandara Bali Utara itu diwujudkan.
"Masukan tokoh masyarakat Bali Utara telah kami tampung. Dan soal bandara akan dikaji ulang itu pun dalam debat capres/cawapres sudah disinggung soal pemerataan pembangunan," kata Gibran, Selasa (9/1).
Cawapres no 2 pasangan Prabowo Subianto ini tiba di Buleleng melalui udara menggunakan helikopter. Ia tiba sekitar pukul 09.15 wita di Lapangan Bhuana Patra Singaraja dan selanjutnya menuju lokasi acara di Gedung Imaco eks Pelabuhan Buleleng.
Ditempat itu massa telah berkumpul menanti kedatangan putra Presiden Jokowi yang juga Wali Kota Solo itu. Ia juga menjanjikan akan ada titik-titik pertumbuhan ekonomi baru di Bali untuk menunjang pemerataan agar tidak lagi Jawa centris.
"Tidak saja soal bandara namun pembangunan lainnya akan kita lakukan di Bali Utara. Kita ingin akses konektisitas makin terbuka yang tentu membuka akses lapangan kerja," ujar Gibran.
Gibran menohok dengan menyebut adanya ketimpangan Bali Selatan dan Utara.
"Jika melihat situaai Bandara Ngurah Rai (Badung) saat Nataru kemarin sepertinya bandara Bali Utara itu urgent," ucapnya.
Gibran juga mengatakan, pihaknya membuat konsep pembangunan yang masif atau infrastruktur yang modern namun tidak menggusur kebiasaan dan adat yang sudah ada.
"Di Solo kita punya slogan Solo masa depan adalah Solo masa lalu. Saya kira slogan ini relevan untuk Bali," ujarnya.
Sementara itu relawan Rumah Gibran Buleleng Anthonius Sanjaya Kiabeni mengaku keberadaan bandara di Bali Utara sudah tidak bisa di tunda-tunda. Karena hanya itu solusi untuk menjawab pemertaan. Terlebih Bandara Internasional Ngurah Rai sudah sangat padat.
"Perda Bandara kita (Bali) sudah punya bahkan di Buleleng telah dibuat RTRW-nya. Bandara Bali baru ada di Buleleng. Itulah solusinya seperto yang disampaikan Gibran," tandas Anthon.