balitribune.co.id | Akhirnya Partai Gerindra resmi mengusung pasangan I Ketut Juliarta-I Made Wijaya untuk bertarung di Pemilihan Bupati (Pilbup) Klungkung 2024. Sementara Partai Golkar dan Partai Demokrat menjagokan I Made Kasta-I Ketut Gunaksa (Astaguna) dan mendapat nomor urut 1 pada pengundian nomor di kantor KPUD Klungkung. PDIP sendiri mengusung paket I Made Satria-Tjokorda Gde Surya Putra (Satriya) yang mendapatkan nomor urut 2, dan I Ketut Juliarta-I Made Wijaya (Jaya) nomor urut 3.
Sebelumnya selama dua periode (2013-2018 dan 2018-2023), Kabupaten Klungkung dipimpin putra asal Kecamatan Nusa Penida, I Nyoman Suwirta yang selama 10 tahun berhasil menjadikan Nusa Penida menjadi permata baru pariwisata Bali dan pusat pertumbuhan ekonomi Klungkung. Nusa Penida tidak lagi merupakan daerah terpinggirkan secara ekonomi dan sosial. Perlahan-lahan Nusa Penida ‘muncul’ menjadi titik penting pada peta Kabupaten Klungkung.
Barangkali kiprah Suwirta selama menjabat Bupati Klungkung akan menjadi titik fokus pembentukan persepsi politik masyarakat klungkung dalam pilkada 2024 ini. Bila masyarakat mempersepsikan sosok Suwirta yang berasal dari Nusa Penida positif selama menjabat Bupati, maka calon yang dapat mengidentifikasikan diri dengan Suwirta dan Nusa Penida akan mendapatkan berkah elektoral dalam Pilkada kali ini. Bagaimana pun politik adalah masalah persepsi. Formula politik elektoral inilah juga yang berlaku dalam pilpres 2024 yang lalu. Calon yang berhasil mengidentikan diri dengan Presiden Jokowi yang memiliki approval rating hingga 80 persen akan dapat meraup preferensi politik pemilih.
Kemampuan mengidentikan diri dengan sosok populer adalah masalah efektifitas komunikasi politik dan kemampuan membentuk persepsi politik. Komunikasi politik akan dapat menjangkau khalayak pemilih sejauh para kandidat memahami struktur dan dinamika politik yang terjadi di kalangan pemilih. Semua itu pada gilirannya ditentukan tingkat pendidikan dan intelktualitas pemilih.
DPT Pilkada Klungkung pada Pilkada Klungkung 2024 ini mencapai 168.793 orang dengan Penambahan didominasi Pemilih Pemula. Pemilih aktif dominan berada di Kecamatan Klungkung, yakni 49.809 pemilih, disusul pemilih aktif di Kecamatan Nusa Penida sebanyak 48.376 pemilih, Kecamatan Banjarangkan 36.352 pemilih aktif. Dan, terkecil Kecamatan Dawan dengan 33.120 pemilih aktif.
Secara geografis, Kabupaten Klungkung terdiri dari empat kecamatan yang tergolong dalam Klungkung Daratan dan kepulauan. Komunitas pemilih dengan kharakter masyarakat kepulauan ada di Kecamatan Nusa Penida, sementara masyarakat pemilih Klungkung Daratan dominan di Kecamatan Banjarangkan, Dawan dan Klungkung.
Keragaman kharakter pemilih ini direkatkan oleh persoalan yang sama, yaitu kemiskinan dan rendahnya Kebanggaan diri sebagai ‘orang Klungkung’. Berasal dari salah satu kabupaten termiskin membuat ‘orang Klungkung’ tidak bangga dengan dirinya karena kemiskinan identik dengan ketidakkreatifan.
Dalam Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Bupati Klungkung dalam rapat paripurna yang digelar DPRD Klungkung beberapa bulan lalu disebutkan “Pertumbuhan perekonomian Kabupaten Klungkung pada 2022 meningkat minus 3,12%, dibandingkan tahun 2021 minus 0,23% dan di bawah pertumbuhan ekonomi provinsi Bali sebesar 4,48%,” papar Ketua DPRD Klungkung, Anak Agung Gde Anom.
Meningkat tapi masih minus. Kosekuensinya tentu saja ekonomi Klungkung bergerak sangat lambat sehingga tak herah jika angka penduduk miskin di Kabupaten Klungkung di Tahun 2023 tercatat sebanyak 10,22 ribu jiwa atau 5,61 persen.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Klungkung, Ni Putu Minarni mengatakan data tersebut berdasarkan Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2023. Angka itu kata Minarni mengalami penurunan jika dibandingkan dengan jumlah penduduk miskin di Kabupaten Klungkung di tahun 2022 yang tercatat sebanyak 10,89ribu jiwa atau 6,07persen. Sedangkan di tahun 2021 penduduk miskin tersisa 10,19ribu jiwa atau 5,64 persen.
Angka-angka kemiskinan ini harus diakui selama ini menggerogoti kepercayaan diri masyrakyat klungkung. Calon Bupati/Wakil Bupati yang dapat membentuk persepsi politik sebagai pejuang ekonomi dan menjanjikan perputaran ekonomi yang relatif lebih kencang akan menuai berkah elektoral pada pilkada 2014.
Preferensi politik pemilih di Kabupaten Klungkung sangat ditentukan oleh visi misi memperbanyak pusat-pusat pertumbuhan ekonomi untuk meningkatkan PDRB per kapita masyarakakat.