Pjs Bupati Kumpulkan Kepala SMA/SMK se-Bangli | Bali Tribune
Bali Tribune, Jumat 25 Oktober 2024
Diposting : 25 October 2024 11:16
SAM - Bali Tribune
Bali Tribune/ RAPAT - Pjs Bupati Bangli I Made Rentin bersama Disdukcapil Bangli rapat bersama kepala SMA/SMK se-Bangli.

balitribune.co.id | Bangli - Demi mempercepat proses perekaman e-KTP bagi calon pemilih pemula, Pjs Bupati Bangli, I Made Rentin kumpulkan seluruh kepala SMA/SMK se-Bangli. Layanam perekaman e-KTP secara jemput bola akan dioptimalkan oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) Bangli

Pjs Bupati Made Rentin mengakatan jika pihaknya saat ini berupaya mengejar siswa yang memenuhi persyaratan untuk perekaman e-KTP. Diakui, ada keenggan siswa untuk melakukan peremakan dengan berbagai alasan.

Oleh karean itu, pihaknya yang juga pegawai Pemprov Bali langsung mengumpulkan kepala sekolah SMA/SMK di Bangli untuk berkomunikasi menuntaskan persolan ini . Dengan harap kepala sekolah dapat mengarahkan siswanya untuk menuntaskan perekamanan e-KTP.

Lanjutnya, tim dari Disdukcapil akan langsung mendatangi sekolah-sekolah. Kapan sekolah siap, maka tim Disdukcapil akan langsung ke sekolah. "Untuk sementara layanan di Ma Pelayanan Publik (MPP) digeser dulu untuk melayani ke sekolah-sekolah. Sekarang fokus layanan ke sekolah sampai akhir Oktober," jelasnya.

Pihaknya menargetkan perekaman bagi siswa tuntas per 31 Oktober. Pjs Bupati Made Rentin yakin dengan pola gerak cepat Disdukcapil dan dukungan kepala sekolah perekaman bisa tuntas.

Kepala Disdukcapil Bangli, AA Bintang Ari Sutari didampingi Kabid Pelayanan Pendaftaran Penduduk, I Gede Diana Parasara menyampaikan berdasarkan data per September siswa yang belum perekaman ada 925 orang. Jumlah tersebut tersebar di 18 sekolah baik itu SMA maupun SMK.

Sejatinya layanan jemput bola ke sekolah sudah dilakukan bahwa 1 sekolah sudah didatangi hingga 2 kali. Khusus untuk SMAN 1 Tembuku memang belum terlayani, tetapi sudah dijadwalkan. Menurut Gede Diana, layanan jemput bola rutin dilakukan, namun demikian masih ada siswa yang enggan untuk melakukan perekaman. "Ada berbagai alasan untuk tidak ikut perekaman. Seperti belum berdandan/berhias. Ada juga yang mau perekaman tetapi datang kembali ke kantor untuk mengganti foto yang sudah berhias," ujarnya.