30 Fundraiser Berlari 145 KM, Kumpulkan Dana Beasiswa untuk Atlet Pelajar | Bali Tribune
Diposting : 12 December 2024 18:04
RED - Bali Tribune
Bali Tribune / MARATHON - 30 fundraiser yang berlari ultra-marathon sejauh 145 kilometer dari Gilimanuk ke Batur pada Jumat-Minggu, 6-8 Desember 2024.

balitribune.co.id | Bangli - Angga, atlet pelajar asal Kabupaten Buleleng, Bali, terpilih menjadi salah satu penerima beasiswa Kejar Cita dari Yayasan Lari Nusantara dan Guru Belajar Foundation (GBF), berkolaborasi dengan Komunitas Guru Belajar Nusantara.

Dana beasiswa ini dikumpulkan dengan cara yang unik, yakni melalui aksi 30 fundraiser yang berlari ultra-marathon sejauh 145 kilometer dari Gilimanuk ke Batur pada Jumat-Minggu, 6-8 Desember 2024.

"Cita-cita saya, saya ingin menjadi guru atau dosen olahraga karena ingin membagikan pengalaman yang saya dapatkan selama menjadi atlet," ungkap Angga, atlet yang meraih juara pertama tunggal pada Undiksha Open 2024.

Dia berencana melanjutkan pendidikannya di Fakultas Olahraga dan Kesehatan, sehingga dapat terus mengembangkan kariernya di dunia olahraga. Dengan menjadi pengajar, Angga juga berharap dapat menemukan dan mengembangkan bakat baru dalam bulutangkis dari daerahnya.

"Terima kasih untuk semua pelari yang telah berjuang mengumpulkan dana beasiswa pendidikan ini. Tanpa kalian, mungkin saya tidak bisa melanjutkan impian saya untuk berkontribusi lebih pada dunia olahraga Bali maupun Indonesia. Sekali lagi, terima kasih banyak," kata Angga saat hadir di titik awal half-course ajang ultra-marathon.

Selain Angga, hadir juga Wiwin, seorang atlet baseball dan softball dari Kabupaten Klungkung, yang turut mendukung para fundraiser. Wiwin bercita-cita menjadi pelatih olahraga baseball dan softball.

Dalam ceritanya, dia mengungkapkan bahwa empat dari sembilan kabupaten di Bali belum memiliki tim softball dan baseball. Dengan menjadi pelatih, dia ingin mengenalkan olahraga ini ke empat kabupaten lainnya agar lebih banyak anak muda Bali yang mengenal dan mencintai baseball maupun softball.

Rizky Rahmat Hani, Ketua Kampus Pemimpin Merdeka, unit pelaksana dari GBF, menjelaskan bahwa beasiswa Kejar Cita ini ditujukan bagi atlet pelajar dan penyandang disabilitas.

"Dua kelompok ini memiliki potensi besar, tapi seringkali terhambat oleh tantangan unik," ungkap Rizky.

Dia menyoroti bahwa atlet pelajar sering kali kesulitan menyeimbangkan prestasi olahraga dengan akademik, sementara penyandang disabilitas menghadapi diskriminasi dan keterbatasan akses pendidikan.

"Akses pendidikan bagi individu berbakat yang kurang mampu secara finansial akan mengurangi kesenjangan sosial dan memperluas kesempatan belajar bagi semua lapisan masyarakat," tambah Rizky.

Selain mendukung pendidikan lanjut kuliah bagi atlet pelajar dan penyandang disabilitas, dana donasi yang terkumpul juga akan digunakan untuk memberikan pelatihan kepada guru yang memiliki atlet pelajar. Pelatihan ini bertujuan untuk membantu guru dan sekolah menciptakan sistem pembelajaran yang mendukung pengembangan potensi atlet pelajar secara seimbang antara akademik dan olahraga.