BALI TRIBUNE - Sudah setahun lebih gedung SDN 2 Kawan Bangli ludes terbakar. Pasca kebakaran, untuk dapat berjalanya proses belajar mengajar, terpaksa tiga kelas harus direlokasi di Yayasan Widya Dharma, sementara sisanya menempati beberapa ruangan yang selamat dari amukan si jago merah saat kebakaran terjadi.
Khusus untuksiswa kelas 4,5,6 menggunakan beberapa ruangan yang selamat darikebakaran, seperti ruang perpustakaan, mes kepala sekolah, dan ruang belajar. Karena terbentur rungan yang ada maka mengharuskan siswa harus belajar dengan berdesak- desakan.
Kepala SDN 2 Kawan, I Wayan Rumirtha, dikonfirmasi, Senin (24/7), mengungkapkan musibah kebakaran yang menghanguskan beberapa ruang kelas dan ruang guru, mengakibatkan proses belajar mengajar dibagi, sebagian menempati gedung milik yayasan widya dharma dan sebagiaan lagi masih menempati gedung yang selamat dari kebakaran. “Karena terbentur ruangan dimana ruang belajar diyayasan widya dharma hanya tiga ruang kelas, sisanya lagi kita fungsikan ruanganyang selamat dari kebakaran” ujarnya .
Sebutnya, untuk siswa kelas 1,2,3 ditempatkan di gedung milik Yayasan Widya Dharma, sementara untuk siswa kelas 4,5,6 menggunakan ruang yang selamat dari kebakaran. Untuk siswa kelas 4 dengan jumlah siswa 50 siswa ditempatkan di ruang mes kasek dan ruang perpustakaan, siswa kelas 5 dengan jumlah siswa 50 siswa ditempatakan di ruang belajar biasa, sementara siswa kelas 6 dengan jumlah siswa 44 orang ditempatkan di ruang kelas biasa. ”Memang beberapa bulan kita sempat menerapkan pola double siif yaknbi kelas 1,2 dan 6 masuk pagi dan siswa kelas 3,4 dan 5 masuk siang , namun karena munculnyabanyak keluhan dari orang tua siswa maka pola itu kita rubah yakni semua siswa masuk pagi,” jelasnya.
Lanjutnya, karena kondisi darurat, maka dengan terpaksa danberat hati, khusus bagi siswa kelas 4,5,6 harus belajar denga berdesak-desakan. “Sesuai aturan untuk satu romel peruntukanya untuk 28 siswa, karena kondisi darurat, maka satu romel menampung 50 siswa,” ungkapnya.
Rumirtha juga mengaku sedang memikirkan tempat bagi siswa kelas 4,5,6 pasca proses pembanguan gedung baru yang rencananya akan dimulai awal bulan Agustus nanti. Kasek asal Banjar Pande ini mengaku telah melyangkan surat ke Disdikpora terkait masalah tempat untuk proses belajar seiring proes pembanguanan gedung baru. Dalam surat itu disampaikan lokasi yang rencananya akan digunakan untuk tempat proses belajar mengajar sementara yakni gedung yayasan TP 45 yangberlokasi di LC Uma Aya. “Loksi tersebut sangat strategis dan ruang kelasnya mumpuni,” jelasnya.
Harapan untuk bisa menggunakan gedung milik yayasan TP 45, telah ditindak lanjuti Disdikpora dengan melayangkan suart permohonan ke pihak yayasan. “Kita masih menunggu jawaban dari pihak yayasan, kalau bisa menggunakan gedung itu, maka siswa bisa belajar di satu tempat,” kata Rumiartha.