BALI TRIBUNE - Dibukanya jalur penerbangan dari sejumlah kota di India ke Bali memicu pertumbuhan kedatangan wisatawan India ke Pulau Dewata pada 2017 ini. Setelah maskapai AirAsia membuka rute penerbangan dari India ke Bali, beberapa waktu lalu maskapai Batik Air pun melakukan hal yang sama. Hal ini diprediksi akan signifikan meningkatkan kunjungan wisatawan mancanegara khususnya dari India ke Bali.
Data yang dirilis Dinas Pariwisata Daerah Bali menunjukkan kedatangan wisatawan India pada periode Januari-Juni 2017 mengalami pertumbuhan sebesar 39,5 persen dibandingkan periode 2016. Jumlah kunjungan wisman India di Pulau Dewata periode Januari-Juni 2017 sebanyak 129.429 orang sedangkan pada periode yang sama tahun 2016 hanya 92.731 orang.
Ketua Asosiasi Biro Perjalanan Wisata (Asita) Bali, I Ketut Ardana mengungkapkan, selain dari Tiongkok, wisman India merupakan salah satu market potensial bagi industri pariwisata Bali. Pasalnya, jumlah populasi penduduk India yang cukup banyak dan gaya hidup masyarakatnya tertarik untuk berwisata (traveling) menjadi peluang pariwisata di Pulau Seribu Pura ini.
Menurut Ardana, minat traveling masyarakat India dari kalangan muda, menengah dan orang tua terus mengalami peningkatan. "Kalau sebuah destinasi ditambah alat angkutnya pasti bagus. Apalagi India adalah salah satu market yang kita harap dari sisi kunjungannya bisa ditingkatkan. Buktinya China jumlah kedatangannya ke Bali tidak bisa kita bendung sehingga memicu adanya tambahan-tambahan penerbangan," jelas Ardana di Denpasar, Selasa (25/7).
Dikatakan Ardana, meningkatnya jumlah kunjungan wisman India ke Bali juga memicu sejumlah biro perjalanan wisata (BPW) dari anggota Asita merambah pasar India. Saat ini kata dia ada sekitar 50 BPW anggota Asita Bali yang menangani market India. Jumlah tersebut meningkat sekitar 10 persen dari BPW yang menangani pasar India pada tahun 2016 lalu.
"Memang teman-teman (anggota Asita) kita dari 400 BPW ini tidak mau berkonsentrasi hanya pada satu market saja. Seperti pengalaman dulu hanya terkonsentrasi pada satu pasar," katanya.
Ditambahkan Ardana, turis India rata-rata berlibur di Bali selama 5 hari 4 malam dan cenderung lebih tertarik pada atraksi wisata bahari, alam, seni dan budaya. "Bali ini malah menjadi destinasi semakin populer. Kita sebagai pelaku industri pariwisata harus menjaga destinasi ini," tambah Ardana.
Sementara itu Ketua Umum DPD Perhimpunan Usaha Taman Rekreasi (PUTRI) Bali, Gusti Agung Ayu Inda Trimafo Yudha menyatakan taman rekreasi maupun seluruh Daya Tarik Wisata (DTW) yang ada di Bali siap untuk menyambut pasar India. "Kalau mau meningkatkan volume saya rasa ada dua yaitu satu mau mengambil market China atau market India. Dari sisi volume market China dan India sangat membantu industri pariwisata Bali," ucapnya yang akrab disapa Gek Inda.