Kuta, Bali Tribune
Peracik musik, Disc Jockey (DJ) pada Pub dan Diskotek di Bali mulai kebanjiran DJ asing. Bahkan, DJ asing yang berada di peringkat 100 dunia sudah ramai beraksi di Bali. Mulai dari Alfrojack, Alex Kenji, AmbaSheperd, Angie Vu Ha, Bonka hingga Da Queen.
Kecendrungan pengusaha klub malam menggunakan DJ asing ini, tak dibantah Wayan Suta Negara yang lama berkecimpung di dunia malam, saat berjayanya Diskotek Musro, Kuta. Menurut Suta yang kini Manager Segara Asian Kuta ini, sejumlah masalah memang membelit sosok DJ lokal. “Kian banyak diskotek, night club menggunakan DJ asing dibandingkan DJ lokal dikarenakan dari segi kualitas dan karyanya memang lebih menjanjikan untuk dijual,” terang Suta, di Kuta, Minggu (8/5).
Dari segi publisitas, lanjut mantan staff diskotek Musro ini, DJ asing lebih banyak porsinya dibandingkan DJ lokal. Selain itu, DJ asing dinilai penampilannya lebih menjanjikan. “Sejatinya, DJ lokal atau nasional tidak kalah mentereng penampilannya dibanding DJ asing, termasuk juga dari segi karya dan kualitas, sebut saja DJ Riri, Wingky, Boim Gheto,” terang pria asal Gianyar ini.
Hal senada dikatakan pengamat pariwisata yang juga staff ahli Dewan Badung bidang Pariwisata, I Wayan Puspa Negara SP MSi, yang mengakui kualitas DJ lokal sesungguhnya tak kalah dibandigkan aksi DJ asing. Guna memberikan kesempatan sekaligus uji nyali kepada DJ lokal, lanjut Puspa Negara, Discovery Shopping Mall (DSM) menggelar acara Disc Jockey Competition yang dilaksanakan selama dua hari, 27-28 Mei 2016. “Ajang ini agar dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh DJ lokal untuk uji kemampuan,” harap Puspa Negara yang juga General Manager Bali Unicorn, yang membawahi usaha restoran, hotel, dan mall ini.
Suta dan Puspa Negara, sepakat menawarkan sejumlah solusi, yakni memperbanyak ajang pencarian bakat untuk DJ pemula. Suta mencontohkan acara seperti The Remix yang digelar salah satu TV swasta lumayan menarik. Solusi lainnya, lebih banyak memberikan kesempatan kepada DJ lokal untuk perform di night club terkenal di Bali dengan mengombinasikan dengan DJ luar (asing) agar jam terbangnya bertambah. “Dan, yang tak kalah pentingnya adalah adanya kompetisi DJ yang reguler sehingga niat orang untuk menjadi DJ tetap membara, sekaligus bisa bersaing,” ujarnya.
Lebih lanjut, Suta dan Puspa Negara berharap ajang DJ Competition bisa digelar berkesinambungan sehingga bisa dijadikan parameter untuk mengukur kemampuan sekaligus kualitas DJ lokal sehingga nantinya bisa bersaing dengan DJ asing. Sebelumnya, DSM juga sukses menggelar Kompetisi Bartender yang disambut hangat komunitas bartender di Bali.