Asperapi Keluhkan Minimnya Venue Pameran Internasional | Bali Tribune
Diposting : 9 May 2016 12:34
Ayu Eka Agustini - Bali Tribune
MEMADAI - Lokasi penyelenggaraan pameran internasional berskala besar yang memadai hanya di Nusa Dua.

 

 


Denpasar, Bali Tribune


Asosiasi Perusahaan Pameran Indonesia (Asperapi) Bali mengeluhkan minimnya ketersediaan venue atau tempat untuk menyelenggarakan exhibition (pameran) besar skala internasional di Bali khususnya Kota Denpasar. Pasalnya lokasi  penyelenggaraan pameran internasional berskala besar yang memadai hanya di Nusa Dua.

Ketua IECA (Asperapi) Bali, I P. Suryasewana Gede Wiwin G, mengatakan saat ini hanya di Nusa Dua yang layak dijadikan tempat untuk penyelenggaraan pameran internasional. Namun yang menjadi kendala adalah lokasi yang cukup jauh membuat pengunjung enggan untuk datang ke Nusa Dua.

"Di Bali, meeting, incentive, conference, and exhibition (MICE) yang exhibition belum intensif seperti meeting, incentive, conference. Jadi ini boleh dikatakan selaku asosiasi ingin menarik pameran-pameran internasional digelar di Bali. Cuma memang venue yang memungkinkan cuma Nusa Dua," terangnya di Denpasar, Minggu (8/5).

Menurutnya kawasan Nusa Dua yang menjadi salah satu destinasi internasional ini memang mempunyai keunikan tersendiri, dimana banyak event internasional diselenggarakan di tempat tersebut. Namun dikatakan Wiwin tidak semua event pameran internasional yang diselenggarakan di Nusa Dua berlangsung sukses.

"Banyak yang gagal karena sepi pengunjung. Kalau dari segi pameran, penataan dan acaranya juga bagus tapi pengunjungnya sedikit. Pertama, karena orang masih segan untuk datang ke Nusa Dua karena jauh padahal sudah ada jalan tol. Kedua, eksklusif kita melewati pemeriksaan dan masuk ke resort. Kalau misalkan di Jakarta dimanapun ada pameran pasti ramai banget," beber Wiwin.

Jika pameran internasional tersebut menyasar jumlah kunjungan maka kata dia venue yang tepat adalah di kawasan Sanur, Denpasar karena lokasinya sangat strategis dan dekat dengan kabupaten lainnya. Namun venue untuk pameran yang ada di Sanur hanya memadai untuk skala kecil menengah. "Di Tohpati juga ada Bali Creatif Industri Center bisa menampung 78 booth. Kalau exhibition standar internasional itu booth-nya 3x3. Tergantung kita mengkemasnya," sebutnya.

Pihaknya sebagai pelaku industri pameran berharap kedepannya semua pihak dapat mengambil keputusan untuk memajukan pasar pameran. Sebab Wiwin mengatakan Bali yang merupakan destinasi internasional ini sangat berpotensi untuk pasar pameran. "Boleh dikatakan ini PR ya buat kita semua. Kami berharap kedepan Bali ini MICE-nya lengkap," harapnya.

Lebih lanjut dia mengatakan pameran yang diselenggarakan di Bali ini ada 2 macam yaitu pameran skala domestik yang sasaran marketnya adalah ekonomi menengah ke bawah seperti rutin diselenggarakan di Jalan Mahendradatta, Denpasar. Sedangkan pameran internasional target marketnya adalah ekonomi menengah ke atas. Kedua jenis pameran tersebut disebutkannya sangat potensial jika dikembangkan di Bali.

Wiwin menambahkan dalam setahun rata-rata terselenggara 6 kegiatan pameran internasional yang cukup besar di Nusa Dua. "Ada potensi tapi venue yang terbatas. Kalau BNDCC itu cocok untuk pameran internasional yang besar. Yang berperan menyediakan venue ini industrinya. Pameran itu ditentukan jumlah pengunjung yang akan melakukan transaksi," imbuhnya.