BALI TRIBUNE - CLS Knights Indonesia akan mejamu salah satu tim kuat asal China, Chongson Kung Fu pada lanjutan ASEAN Basketball League (ABL) di GOR Kertajaya, Sabtu (6/11) besok.
Chongson Kung Fu datang dengan berbekal penuh percaya diri lewat tiga kemenangan beruntun yang mereka raih sekaligus membuat tim asal Tirai Bambu tersebut berada dalam posisi runner up klasemen sementara.
Sebaliknya, empat kekalahan beruntun yang diderita CLS Knights Indonesia, mengantarkan tim kebanggaan warga Surabaya ini terlempar di posisi ke delapan klasemen.
Mengomentari jalannya pertemuan nanti, pelatih CLS Knigths Indonesia Koko Heru Setyo Nugroho menggambarkan pertarungan timnya dengan Chongson layaknya duel David versus Goliath.
“Saya katakan kepada para pemain, game ini seperti David versus Goliath. Kita sudah melihat tayangan video mereka. Di atas kertas kekuatan pemain mereka unggul di semua lini,” kata Koko dalam siaran pers diterima Bali Tribune, Kamis (4/1).
Menurut dia, meski bakal lawannya kuat, tapi bukan berarti tidak punya kelemahan. Dalam situasi ini anak asuhnya harus bermain taktis dan pintar. Terpenting di tengah hasil minor timnya adalah menjaga semangat tim.
Sementara kapten tim CLS Knights Indonesia, Sandy Febriansyakh Kurniawan juga mengungkapkan keinginan timnya bisa bangkit meraih kemenangan kembali dan seraya menjaga asa peluang lolos playoff di musim pertama mereka di ajang ABL musim ini.
“Harapan saya dan para pemain di tahun baru ini adalah bangkit dari kekalahan. Kami ingin fokus dari hal yang kecil dulu di dalam tim. Untuk sisa lawan kita selanjutnya itu sudah pasti menjadi pantauan kita. Tapi yang terpenting kami akan benahi berbagai kekurangan di internal kita,” ujarnya.
Meski Chongson merupakan tim kuat, kata dia, timnya akan berusaha mengambil kemenangan untuk fans CLS Knights yang selalu setia bersama dalam situasi apapun.
Meski mengalami periode yang pelik karena mengalami empat kekalahan beruntun, Koko menilai sebenarnya timnya bisa bersaing dengan lawan. Hilangnya Duke Crews yang menjadi salah satu motor permainan memang sedikit berdampak buat irama permainan CLS Knights di lapangan.
Namun Koko tidak mau menjadikan itu sebagai salah satu alasan utama. Baginya semua pemain baik lokal maupun asing lainnya sudah memberikan kontribusi yang nyata paska menepinya Duke Crews. Pelatih muda yang besar di klub Indonesia Muda tersebut justru menilai pekerjaan rumah terbesar di timnya adalah menjaga konsistensi energi permainan selama 4 x 10 menit.