Mangupura, Bali Tribune
Setelah Surabaya dan Kota Batu, rombongan Pekan Informasi Pembangunan (PIP) Badung, Kamis (12/5), melanjutkan kunjungan kerja ke Pemkot Bandung. Tujuannya, tentu untuk menambah ‘bekal’ dalam rangka menjadikan Badung sebagai smart city.
PIP Badung dipimpin Bupati Badung Nyoman Giri Prasta tersebut dan diikuti oleh Wabup Ketut Suiasa, Kepala BPPT Made Sutama, Kadispenda Wayan Adi Arnawa, Kadishub Wayan Weda Dharmaja, serta utusan Bappeda Badung, Kabag Pembangunan AA Bayu serta Kabag Humas dan Protokol AA Gede Raka Yuda, SE.
Rombongan juga melibatkan Ketua DPRD Badung Putu Parwata dan wakilnya Nyoman Karyana. Rombongan diterima Wakil Wali Kota Bandung Odet Danian. Rombongan diterima pukul 13.00 Wita terkait penerapan e-gov dalam rangka meningkatkan pelayanan publik menuju smart city.
Dalam sambutan pembuka, Bupati Badung Nyoman Giri Prasta memberi apresiasi atas penerimaan oleh Pemkot Bandung. Sebelum ke materi pokok, Bupati sempat memaparkan potensi Badung yang dominan dari sektor pariwisata. “Sumber pendapatan Badung dominan dari pajak hotel dan restoran (PHR). Saat ini, PAD Badung mencapai Rp3,2 triliun,” katanya.
Dengan kunjungan ini, Bupati berharap dapat memperoleh arahan atau ilmu, salah satunya untuk bisa meningkatkan PAD. “Kami berharap dengan smart city, PAD Badung bisa bertambah,” katanya.
Pada kesempatan itu, Bupati masuk ke persoalan teknis smart city, terkait sistem, controling, serta konektingnya. Setelah itu, pajak pun nanti online. “Kami akan menjadikan Bandung sebagai suhu dalam hal smart city bagi Badung,” ujar Giri Prasta.
Bupati pada kesempatan itu berharap bisa memperoleh kiat terkait e-sakip Bandung yang memperoleh nilai A dari Menpan RB. Kiat ini akan diterapkan di Badung.
Sementara itu, dalam sambutannya, Wakil Wali Kota Bandung Odet Danian mengucapkan selamat datang di Bandung bagi rombongan PIP Badung. Menurutnya, PAD Bandung sangat kecil namun jumlah kecamatannya 30 buah dan kelurahan 131 buah. Karena itu, Bandung pun menggunakan APBD secara efisien.
Menurutnya, misi dan visi Bandung adalah unggul, nyaman, dan sejahtera. Untuk itu, Bandung membuat program kegiatan pembangunan di atas 3 pilar yakni inovasi, kolaborasi, dan desentralisasi.
Inovasi, katanya, dilatari oleh banyaknya kelompok-kelompok masyarakat yang dikenal inpvatif. Kelompok ini mampu membuat atau memproduksi produk-produk inovatif. Masyarakat sangat kreatif dan inovatif. Karena itu, Pemkot Bandung memberikan wadah lewat inovasi.
Kolaborasi, katanya, mendapat sambutan yang sangat baik. Sudah banyak perubahan pembangunan yang bisa dilakukan lewat program kolaborasi. Dia mencontohkan kolaborasi dengan TNI untuk program kali bersih. Ini bisa berjalan dengan baik.
Lewat program kolaborasi, Bandung berhasil kembali meraih penghargaan Adipura setelah nihil selama 17 tahun. Selain dengan TNI, kolaborasi juga dilakukan dengan LSM, karang taruna, dan kelompok masyarakat lainnya.
Selanjutnya soal desentralisasi, katanya, dilakukan karena Bandung ingin memberi layanan lebih maksimal kepada masyarakat. Terkait desentralisasi, katanya, banyak regulasi dan layanan diberikan ke pihak kecamatan.
Konsekuensinya, katanya, Pemkot Bandung pun harus memberi anggaran lebih besar ke kecamatan. Saat ini, anggaran kecamatan di atas Rp 10 miliar, sementara sebelumnya hanya 2-3 miliar. Pemberdayaan kewilayahan pun dilakukan dengan memberikan anggaran Rp100 juta untuk RW, Rp100 juta untuk LPM. Demikain juga untuk karang taruna dan PKK. “Dengan anggaran ini, perubahan fisik di kelurahan berjalan dinamis,” katanya.
Setelah sekitar satu jam, acara dilanjutkan ke Bandung Command Centre (BCC) untuk melihat dari dekat smart city-nya Kota Bandung. Di tempat ini, Bupati dan rombongan PIP mendapat penjelesan dari pejabat Kominfo Bandung, ibu Dewi.