BALI TRIBUNE - Masyarakat Bali akan memilih pemimpin baru tanggal 27 Juni 2018. Dua calon pemimpin Bali sudah mendaftar ke KPU Bali, masing-masing Wayan Koster - Tjokorda Artha Ardhana Sukawati alias Cok Ace (KBS-Ace) serta Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra - Ketut Sudikerta (Mantra-Kerta).
Siapapun yang terpilih pada Pilgub Bali 2018 nanti, masyarakat Bali menaruh harapan besar agar bisa mewujudkan keadilan di Pulau Dewata. Caranya, adalah dengan menggenjot pembangunan infrastruktur untuk menyeimbangkan kawasan utara dan selatan.
“Selama ini kita selalu bicara soal ketimpangan antara utara dan selatan. Ke depan, siapapun yang terpilih sebagai gubernur Bali, maka tugasnya adalah menjawab ketimpangan ini,” ujar anggota DPRD Provinsi Bali Nengah Tamba, di Denpasar, Rabu (24/1).
Menurut dia, salah satu tugas gubernur Bali ke depan adalah mewujudkan Jalan Tol Denpasar - Gilimanuk dan Denpasar - Singaraja. Jalan tol ini penting, untuk memperpendek jarak Denpasar - Gilimanuk serta Denpasar - Singaraja.
“Tol ini harus jadi. Semua harus terkonekting. Jalan di dalam kota juga semua harus bagus. Ini harus dilakukan oleh gubernur baru nanti,” tandas politisi asal Jembrana ini. Ia mengingatkan, bicara Bali maka bicara industri pariwisata.
Industri pariwisata, demikian Tamba, membutuhkan kenyamanan bagi wisatawan. Selain terjaminnya masalah keamanan, kenyamanan bagi wisatawan juga penting dengan adanya kemudahan akses ke berbagai objek wisata yang ada.
“Kita harus perpendek jarak tempuh. Akses semua harus mudah. Beri kenyamanan wisata. Kalau itu selesai, maka ketimpangan tidak akan ada lagi dan keadilan itu dengan sendirinya bisa terwujud,” tegas Tamba, yang juga Ketua Komisi III DPRD Provinsi Bali.