18 Bayi Lahir Saat Nyepi di 2 Rumah Sakit | Bali Tribune
Diposting : 10 March 2019 21:10
habit - Bali Tribune
Bali Tribune/ana Salah satu pasien RSUD Badung yang melahirkan saat Nyepi

Mangupura | Bali Tribune.co.id - Sebanyak 18 bayi lahir dengan selamat di dua rumah sakit di Bali saat Brata Penyepian, Kamis (7/3), masing-masing 11 di RSU Sanjiwani Gianyar, dan 7 di RSUD Mangusada Badung. Ke-18 bayi itu lahir dengan selamat, sebab seluruh rumah sakit di Bali tetap beroperasi, walaupun sedang berlangsung brata penyepian menyambut Tahun Baru Saka 1941.   

Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Mangusada Badung, misalnya, tetap beroperasi selama Hari Raya Nyepi,  Kamis (7/3) lalu. Sehingga tenaga medis yang ditugaskan bisa membantu proses persalinan 7 pasien kandungan dan melahirkan anak mereka dengan selamat. 

Informasi yang dihimpun Bali Tribune,  selama hari Nyepi pasien di Instalasi Gawat Darurat (IGD) ada 76 orang.  Rinciannya rawat inap ada 6 orang,  67 orang rawat jalan atau boleh pulang, pulang atas permintaan sendiri 2 orang, dan datang dalam kondisi meninggal 1 orang. Sementara pasien di kamar bersalin ada 11 pasien. 

"Nah,  pasien bersalin ini yang lahir 7 bayi.  Yaitu 6 lahir normal dan 1 lahir dengan bantuan alat vacuum dan 4 orang masih observasi 4 orang,” ujar Dirut RSD Mangusada dr Nyoman Gunarta,  Jumat (8/3).

Sementara itu di RSU Sanjiwani Gianyar, ada 11 bayi yang lahir pada saat Nyepi dan semuanya menjalani persalinan normal dan selamat. Salah satu pasangan saat ditemui di Ruang Nifas, I Wayan Rumarsa (24) dan Ni Made Mia Adriani (20) asal Banjar Bonjaka, Desa Sebatu, Tegalalang mengatakan, prediksi dokter kandungan anaknya akan lahir satu minggu ke depan.  Akan tetapi kontraksi baru dia rasakan di malam harinya.

“Kami  tidak  menduga anak pertama kami ini lahir saat Nyepi. Sebab, Rabu (6/3) pagi, kami telah mengecek kandungan ke RSUD Sanjiwani. Namun saat itu belum ada bukaan, sehingga dokter kandungan memperbolehkan saya,” terangnya.

Direktur Utama RSUD Sanjiwani Gianyar, Ida Komang Upeksa membenarkan sebanyak 11 pasien di sal kandungan melahirkan dengan selamat pada rentang waktu Kamis (17/3) pukul 06.00 Wita sampai Jumat (18/3) pukul 06.00 Wita. “Kita sudah antisipasi sebelumnya dengan menyiagakan dokter anak, bidan dan perawat sehingga setiap bayi yang akan lahir saat Nyepi, bisa lahir dengan selamat,” katanya.

96 Jenazah Titipan

Meski selama Nyepi pasien cukup banyak di RSUD Badung,  namun menurut dr Gunarta pelayanan kepada masyarakat berjalan dengan baik. Pihak rumah sakit menyiagakan sedikitnya 200 orang untuk standby di rumah sakit. Mulai dari dokter umum, dokter spesialis, perawat, bidan. Sampai petugas pada bagian laboratorium, petugas rontgen, petugas bagian gizi, maupun petugas Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit (IPSRS) dan petugas IT.

"Semua pasien dilayani dengan baik. Ada 200 petugas standby di rumah sakit,"  katanya. 

Namun yang cukup membuat repot adalah banyaknya jenazah yang dititip di rumah sakit. Pihaknya bahkan sampai mendidirikan tenda darurat untuk menampung jenazah yang tidak kebagian tempat di kamar jenazah. 

"Yang membuat kewalahan adalah penitipan jenazah.  Hingga pagi ini (Jumat kemarin) sudah 93 jenazah dititip di rumah sakit," kata Gunarta. 

RSUD Badung memiliki 12 freezer atau lemari pendingin. Namun jenazah yang dititipkan hingga Selasa (5/3) sudah mencapai 76 jenazah. Akibatnya, kamar jenazah pun penuh sesak. Bahkan banyak jenazah terpaksa ditempatkan dalam peti dengan cara diformalin.

Penitipan jenazah diperkirakan akan terus bertambah. Pasalnya ada larangan “ngaben” untuk sejumlah desa di Badung sampai beberapa minggu ke depan. Larangan upacara ngaben ini lantaran serangkaian Hari Raya Nyepi dan karya Panca Wali Krama di Pura Agung Besakih.

Untuk mengantisipasi kian tak tertampungnya jenazah titipan, pihak RSUD Mangusada dibantu Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Badung dari Senin (4/3) mendirikan tenda darurat untuk menampung apabila ada jenazah yang tidak kebagian tempat di kamar jenazah.

“Saat ini kamar jenazah sudah kelebihan kapasitas (overload), karena banyaknya jenazah yang dititipkan sebab ada larangan ngaben serangkaian Hari Raya Nyepi dan karya Panca Wali Krama di Pura Agung Besakih,” ujar dr Gunarta.

Menurutnya, puluhan jenazah ini tidak hanya ditempatkan pada kamar jenazah, namun juga di sebuah ruangan tempat petugas jenazah bekerja. Tempat di sebelah kamar jenazah juga penuh. Jadi tidak ada tempat lagi, makanya Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Badung meminjamkan tenda untuk menampung jenazah tersebut.

Sehari setelah tenda dipasang sudah ada enam jenazah disemayamkan disitu. “Kalau dua tenda juga penuh, kami akan pasang tenda satu lagi,”  tegasnya.

Pihaknya pun memastikan meski ada beberapa jenazah disemayamkan dibawah tenda, jenazah-jenazah ini tetap mendapat perawatan sesuai standar operasional prosedur (SOP) yang ada.

Jadi, pihaknya pun meminta anggota keluarga yang jenazahnya dititipkan tidak perlu khawatir. Ia pun meminta maaf dan mohon permakluman karena tidak semua jenazah bisa ditempatkan dalam kamar pendingin.

“Saya sudah berkoordinasi dengan tim ahli, dibilang tidak masalah, yang penting menggunakan peti. Jenazah diformalin dengan dosis tinggi,” terangnya sembari menambahkan bahwa jenazah yang dititip sebagian adalah warga Badung dan beberapa dari luar Badung. ana/ata