balitribune.co.id | Denpasar - Pertemuan Forum Air Sedunia atau World Water Forum (WWF) ke-10 di Bali yang akan berlangsung di Nusa Dua Kabupaten Badung pada 18 hingga 25 Mei 2024 dihadiri puluhan ribu peserta dari sejumlah negara. Forum tersebut diharapkan membawa dampak positif bagi pariwisata Bali terutama meningkatkan keterisian kamar hotel.
Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali, Tjok Bagus Pemayun mengatakan, sekitar 30 ribu peserta dari berbagai negara akan hadir pada forum internasional tersebut. Seperti diketahui, WWF ke-10 fokus membahas empat hal, yakni konservasi air (water conservation), air bersih dan sanitasi (clean water and sanitation), ketahanan pangan dan energi (food and energy security), serta mitigasi bencana alam (mitigation of natural disasters).
Ia menyebutkan, dengan jumlah peserta yang mencapai puluhan ribu tersebut tentunya akan berimbas pada tingkat keterisian kamar hotel atau okupansi di kawasan Nusa Dua, Badung dan Sanur, Denpasar. Mengingat dua kawasan pariwisata tersebut yang terdekat dengan lokasi pertemuan WWF dan memiliki sejumlah hotel berbintang. "WWF akan menjadi promosi gratis untuk pariwisata Bali. Di setiap kawasan akan terisi sekitar 80an persen selama forum berlangsung," katanya di Denpasar beberapa waktu lalu.
Dikatakan Tjok Bagus pada periode Februari dan Maret, Bali memasuki masa musim sepi kunjungan wisatawan asing. Bali akan memasuki musim liburan wisatawan mancanegara pada periode Juni hingga September. "Untuk April ini, WWF diharapkan meningkatkan okupansi kamar hotel di kawasan Nusa Dua dan Sanur. Untuk WWF akomodasi siap semua," ujarnya.
Ia menuturkan, pihaknya mendapat mandat untuk menampilkan ciri khas Bali yaitu Penjor di area Denpasar dan Kabupaten Badung yang nantinya akan menjadi jalur dilewati oleh para delegasi WWF. "Saya kebetulan dapat tugas dalam Penjor. Tapi untuk Penjor di Kabupaten Badung lokasi di mana antara dari bandara menuju pintu gerbang Nusa Dua. Jumlahnya banyak ada ratusan. Denpasar pun dapat kebagian dari keluar jalan tol menuju Sanur. Kenapa Penjor? karena pengalaman dari KTT G20 itu luar biasa, ciri khasnya yang memperkuat. Apalagi sekarang lebih banyak pesertanya," imbuh Tjok Bagus.