Diposting : 7 March 2018 08:54
Redaksi - Bali Tribune
BALI TRIBUNE - Karya seni tabuh Adi Merdangga dengan kolaborasi fragmen tari dengan judul Giri Jaya Atitah (Kemenangan Jalan Menuju Kesejahteraan), menjadi puncak deklarasi 50 banjar se-Desa Adat Kerobokan mendukung pasangan calon (paslon) Gubernur dan Wakil Gubernur Bali Wayan Koster-Tjok Oka Artha Ardhana Sukawati (Cok Ace) di Lapangan Purnakrida, Kerobokan, Kuta Utara, Badung, Selasa (6/3).
Ribuan warga dari Desa Adat Kerobokan yang berada di dua wilayah yaitu Kabupaten Badung dan Kota Denpasar menyaksikan deklarasi dukungan yang dibacakan 50 kelian banjar se-Desa Adat Kerobokan.
Koster-Ace hadir dikawal langsung Ketua Tim Pemenangan Koster-Ace Provinsi Bali, I Nyoman Giri Prasta bersama Sekretaris IGN Kesuma Kelakan, serta hadir Ketua Tim Pemenangan Kabupaten Badung, I Gusti Anom Gumanti, jajaran pengurus DPC PDI Perjuangan Badung serta fraksi PDI Perjuangan DPRD Badung. Sedangkan dari Desa Adat Kerobokan hasir Bendesa Adat Kerobokan AA Putu Sutarja, penglingsir Puri Kerobokan AAN Putra serta sejumlah tokoh masyarakat Kerobokan seperti Kompyang R Swandika, Ketut Suwandhi serta sejumlah tokoh lainnya.
Deklarasi dukungan dan kebulatan tekad memenangkan Koster-Ace dibacakan Kelian Banjar Petingan I Wayan Sujana Arimbawa diikuti kelian banjar lainnya serta masyarakat Desa Adat Kerobokan yang hadir. “Kami warga Desa Adat Kerobokan siap memenangkan pasangan Koster-Ace pada Pilgub 27 Juni 2018 mendatang,” ujar Sujana Arimbawa.
Setelah pembacaan deklarasi inilah ditampilkan kolaborasi tabuh adi merdangga kolosal dengan fragmentari dengan judul Giri Jaya Atitah garapan IGN Ketut Artawan dan Agus Tumpah. Sebanyak 400 kendang serta 100 penari dan pendukung lainnya, menampilkan kolaborasi yang sangat indah. Puncaknya saat Giri Prasta selaku ketua tim diberikan panggul (pemukul) kendang, sebagai simbul senjata dalam ‘peperangan’ memenangkan Koster-Ace. Sebuah kendang dalam ukuran besar kemudian ditabuh berkali-kali oleh Ketua DPC PDI Perjuangan Kabupaten Badung ini, dan diikuti oleh penabuh kendang lainnya. Suara gemuruh gendang membuat suasana makin semarak.
Koster dalam orasinya menyatakan sangat berterima kasih dengan sambutan masyarakat Desa Adat Kerobokan yang sangat luar biasa. Dirinya mengaku kagum atas penampilan para seniman asal Kerobokan, yang menunjukkan kecintaan terhadap adat, tradisi, serta seni budaya Bali.
Koster-Ace lanjut dia, akan membangun Bali dengan konsep Konsep Nangun Sat Kerthi Loka Bali yang dirumuskan bersama dengan Sulinggih. Konsep itu artinya memelihara, menjaga keseimbangan dan keharmonisan alam Bali beserta isinya untuk menuju kehidupakan krama Bali yang sejahtera. Konsep itu pada akhirnya akan mengimplementasikan ajaran Trisakti Bung Karno dengan prinsip terencana, terpola dan terintegrasi, melalui Pola Pembangunan Semesta Berencana.
Ada lima bidang prioritas dalam konsep tersebut. Pertama adalah sandang, pangan dan papan. Kedua yakni kesehatan dan pendidikan. Ketiga jaminan sosial dan ketenagakerjaan. Keempat adat, agama, tradisi, seni dan budaya. Dan kelima pariwisata serta infrastruktur pendukung baik laut, darat maupun udara.
"Khusus yang keempat di Bali ini adalah prioritas yang merupakan fundamental dan menjadi pilar paling prinsip bagi Bali. Inilah sejatinya yang harus diurus dengan sungguh-sungguh sebagai prioritas," tutur Koster.
Menurut Koster, Giri Prasta yang notabena sebagai Bupati Badung telah berhasil melaksanakan konsep ini. Maka dari itu bila dirinya dipercaya memimpin Bali, konsep ini juga akan diterapkan di seluruh Bali. “Kami memang menjadikan Badung sebagai pilot proyek pelaksanaan konsep Pola Pembangunan Semesta Berencana, dan terbukti telah berhasil. Ke depannya konsep ini akan saya laksanakan di seluruh Bali secara terintegrasi,” katanya.
Sementara itu, Giri Prasta tak malu-malu menyebut Wayan Koster adalah gurunya yang membimbingnya selama ini. Konsep yang diterapkan dalam pembangunan Badung, sebagian besar atas arahan Koster yang tiga periode duduk sebagai anggota DPR RI.
“Konsep Pola Pembangunan Semesta Berencana yang kita terapkan sekarang di Badung gurunya adalah Bapak Wayan Koster. Dengan lima bidang prioritas, kebutuhan masyarakat dari lahir, kemudian dalam menjalani kehidupannya serta saat meninggalkan dunia. semua masuk dalam cakupan programnya,” pungkas Giri Prasta.