Abrasi Gilimanuk Kian Mengganas, Kerusakan Parah | Bali Tribune
Diposting : 11 May 2020 23:08
Putu Agus Mahendra - Bali Tribune
Bali Tribune/ MENGANCAM - Ganasnya terjangan ombak perairan Selat Bali semakin mengancam permukiman warga di pesisir Gilimanuk.
Balitribune.co.id | Negara - Gempuran ombak di pesisir selat Bali kini kian mengganas. Dampak abrasi semakin menggerus daratan. Salah satunya terjadi di wilayah permukiman warga di pesisir Gilimanuk. Gelombang air laut menggerus daratan di ujung barat pulau dewata ini dan menyebabkan kerusakan infrastruktur.
 
Wilayah di Kelurahan Gilimanuk yang sejak sepuluh tahun terkahir ini terdampak ambrasi yang kian mengganas yakni Lingkungan Asri dan Lingkungan Jineng Agung. Di tengah kekhawatiran akan ancaman wabah virus corona, warga di dua wilayah pesisir yang berbatasan langsung dengan perairan selat Bali ini justru kini masih dihadapkan dengan ancaman abrasi. Bahkan gelombang perairan selat Bali kembali mengganas sejak memasuki Mei ini. Diprediksi kondisi ganasnya gempuran ombak pesisir selat Bali ini akan berlangsung hingga Juni mendatang.
 
Kondisi pesisir pantai belakangan semakin mengkhawatirkan akibat semakin tergerus abrasi. Pemukiman warga yang sebelumnya jauh dari bibir pantai kini sudah berhadap langsung dengan perairan dan selalu diterjang ombak ketika air laut pasang. Kerusakan infrastruktur sudah semakin parah. Warga kini yang diwajibkan untuk menerapkan social distancing justru terancam saat berada di rumah lantaran gelombang air laut setiap saat menerjang rumah warga. Berbagai upaya sudah dilakukan secara swadaya untuk tergerusnya bangunan warga.
 
Seperti pemasangan tumpukan karung berisi sirtu untuk penahan ombak. Namun benteng pertahanan itu tak bertahan lama. Bahkan sebelumnya sempat diperkuat dengan pemasangan senderan menggunakan buis beton. Sedangkan penanganan pesisir pantai sudah sering diusulkan Pemkab Jembrana namun hingga kini belum ada realisasi penanganan dari pemerintah pusat yang berwenang atas pesisir. Kini antara bangunan warga dengan perairan yang memisahkan pulau Bali dan pulau Jawa ini tinggal berjarak beberapa langkah saja.
 
Tembok rumah warga sudah terancam ambruk dihantam ombak. Kondisi ini membuat warga makin resah. Warga setempat mengaku hampir setiap malam tidak bisa tidur lantaran khawatir dengan terjangan ombak yang bisa merobohkan tempat tinggal mereka. Mereka mengaku upaya penanggulangan dengan memasang beton buis secara swadaya di wilayah Lingkungan Asri dan Lingkungan Jineng Agung tidak maksimal untuk mengurangi dampak kerusakan. Obak tinggi tetap menghatam bangunan warga dan semakin menggerus tanah pekarangan.
 
Lurah Gilimanuk Gede Wariana Prabawa mengaku ancaman ambrasi di wilayahnya tersebut. Menurutnya juga warga selalu gotong royong seperti memasang buis dan karung pasir serta batu dan pasir. Kini pihaknya masih menunggu penanganan dari pemerintah pusat untuk pelindung pantai. Pihak kelurahan dan kecamatan sudah mengajukan permohonan bantuan penanganan abrasi tersebut. "Permohonan sudah diajukan namun kewenangan untuk senderan pantai ada di pusat melalui Balai Wilayah Sungai Bali Penida," tandasnya.