Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan.

Abrasi, Pura Hyang Aya Ketewel Sisakan Dua Pelinggih

Tergerus abrasi, sejumlah pelinggih di Pura Hyang Aya di Pantai Pabean Desa Ketewel Gianyar mengalami kerusakan parah. Tampak Pemangku Pura setempat, Mangku Ketut Enteg menghaturkan sesajen pada pelinggih yang masih tersisa.

BALI TRIBUNE - Selain bencana longsor dan pohon tumbang,  di pesisir gianyar terjangan ombak pasang juga menghancurkan sebuah pura.   Pura Hyang  Aya  di Pantai Pabean, Desa Ketewel, Sukawati,  kini hanya tersisa dua bangunan palinggih yang masih bertengger.  Jika hantaman ombak terus berlanjut, pura ini dipastikan akan  lenyap. Dengan mata berkaca-kaca, Jero Mangku Ketut Enteg (60) mengaku kebingungan melihat kondisi Pura  Hyang Aya yang diemponnya.   Akibat terjangan ombak pasang, kondisi pura tambah  hancur. Karena  hanya menyisakan dua bangunan palinggih yang masih bertengger. Kondisinya pun sudah rawan tergerus. “ Ratu Bhatara, ampurang titiang. Saya tidak biasa berbuat apa lagi, “ terangnya pasrah sembari menghaturkan sesajen, Minggu (24/6) kemarin.   Disebutkan, terjangan ombak dalam sepekan terakhir, tidak hanya mencaplok halaman pura, sejumlah sejumlah bangun suci, spertai Balai Pawedan, periyasan  pun  sudah lenyap tergerus abrasi.  “Pura   habis direnovasi dua tahun lalu dan smepat kami mengadakan karya ageng dengan biaya ratusan juta rupiah  lebih. Kini kondisi seperti ini, saya benar-benar terpukul,” terangnya lagi. Dengan kondisi pura yang rawan ini, disebutkan jika sudah setahun lebih  tidak ada pemedek  pun tidak berani melaksanakan  persembahyangan.  Terlebih posisi pura kini terisolasi, lantaran satu-satunya jalan sudah tergerus abrasi. “ Untuk sementara, saya diizinkan melintas melalui villa di sebelah,” ujarnya. Atas kondisi ini, Mangku Enteg berharap, program senderan krib di pesisir Gianyar segera dilanjutkan dan Pemkab setempat menyiapkan lahan baru untuk pembangunan Pura dimaksud. “Sebab tidak lama lagi, seluruh bagian pura akan ikut tergerus. Pura Ulun Carik yang lokasinya tidak jauh dari Pura Hyang Aya, juga saya ikhawatirkan akan bernasib yang sama jika tidak ada penanganan segera,” was-wasnya. Disebutkankan pula jika abrasi terparah terjadi dalam sepekan terakhir. Dimana, garis pantai tergerus hingga sepuluh meter. Tidak hanya pura dari 40 hektar lahan pertanian setempat. “Sedikitnya 10 hektar lahan sawah di sekitara tempat ini juga sudah tergerus abrasi,” pungkasnya. 

wartawan
Redaksi
Category

Bocah Asal Desa Tiga Tewas Tenggelam di Kolam Renang

balitribune.co.id | Bangli - Nasib tragis dialami Komang AW (10), bocah asal Banjar Kayuambua Desa Tiga, Kecamatan Susut, Kabupaten Bangli. Komang Ade W tewas setelah tenggelam di areal salah satu kolam air panas yang ada di Banjar Tirta Husada, Toyabungkah, Desa Batur Tengah, Kecamatan Kintamani pada Minggu (6/7) sekitar pukul 15.42 Wita.

Baca Selengkapnya icon click

Sektor Pertanian Dihadapkan Berbagai Ancaman

balitribune.co.id | Negara - Kendati mayoritas penduduknya bergerak di bidang agraris, namun sektor pertanian kini menghadapi tekanan berat dari berbagai tantangan kompleks yang mengancam keberlanjutan pangan daerah. Sektor pertanian di Kabupaten Jembrana pun kini menjadi sorotan. Wakil Bupati Jembrana, I Gede Ngurah Patriana Krisna  menyoroti sejumlah isu krusial tekanan berat dan tantangan kompleks yang mengancam keberlanjutan pangan daerah.

Baca Selengkapnya icon click
Iklan icon ads
Iklan icon ads

24 Adegan Sadis Pembunuhan Penjaga Vila di Sesetan

balitribune.co.id | Denpasar - Polsek Denpasar Selatan melaksanakan rekonstruksi kasus pembunuhan penjaga vila di Pondok Gurita 5 Jalan Gurita IV Sesetan, Denpasar Selatan, Senin (7/7) pukul 10.40 Wita. Dua orang tersangka masing-masing berinisial MBW dan DAR memperagakan sebanyak 24 adegan sadis yang menggambarkan secara detail aksi pembunuhan terhadap korban Ade Adriansah.

Baca Selengkapnya icon click

Ibu dan Anak Tersesat di Gunung Batukaru Belum Ditemukan

balitribune.co.id | Tabanan - Seorang ibu dan anak dilaporkan tersesat di Gunung Batukaru pada Minggu (6/7) malam. Informasi diperoleh di lapangan pada Senin (7/7) menyebutkan, ibu tersebut bernama Astuti (40) dan anaknya Resta (19) dari Kabupaten Badung. Mereka berdua tersesat saat melakukan pendakian mulai pukul 02.00 Wita bersama tujuh orang lainnya melalui Pura Malen di Desa Pujungan, Kecamatan Pupuan.

Baca Selengkapnya icon click
Iklan icon ads
Iklan icon ads
Iklan icon ads
Iklan icon ads
Bagikan Berita
news

Dikeluhkan Pelaku Usaha, Dewan Badung Siap Kaji Ulang Pajak Hiburan

Lorem, ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Aliquid, reprehenderit maiores porro repellat veritatis ipsum.