balitribune.co.id | Gianyar - Menjelang akhir tahun, permintaan hasil tangkap nelayan dipastikan meningkat tajam. Para Nelayan Gianyar pun kini tancap gas untuk mendapatkan ikan sebanyak-bayaknya, terlebih lagi musim ikan. Bahkan, sejak sepekan ini, nelayan yang sebelumnya sempat beralih profesi, kini kembali melaut.
Pantauan Bali Tribune, Minggu (20/12), hampir semua nelayan di Pantai Gumicik, Desa Ketewel, Sukawati melakoni aktivitas tradisionalnya, yakni menangkap ikan, mereka terlihat sumringah karena hasil tangkapan ikannya sangat menjanjikan. Ikan hasil tangkapan berupa ikan lemuru dan ikan khas Pantai Gumicik, yaitu ikan Anyar. Dengan adanya tangkapan ikan ini, nelayan bisa menimati pergantian tahun dengan sumringah.
Warga Pantai Gumicik, Wayan Puja membenarkan jika dalam sepekan ini nelayan di wilayahnya sudah menikmati tangkapan. Sebelumnya, hampir selama tiga bulan, nelayan sepi tangkapan, selain karena ombak tinggi dan ikan-ikan berada jauh di tengah laut. Dikatakannya, kondisi ini akibat air sungai luapan banjir membawa sumber makanan yang dicari oleh ikan. “Kecederungan ikan-ikan itu dekat muara-muara sungai yang ada, mungkin mencari sumber makanan dari luapan sungai di muara,” jelasnya lagi.
Pun demikian, nelayan ini harus bangun dini hari untuk melaut dan kembali ke darat sekitar pukul 08.00 Wita. Setelah waktu tersebut, ikan-ikan sudah tidak ada lagi, dan menunggu esok harinya. Dari sebagian itu ada yang bekerja melanjutkan aktivitasnya sebagai buruh bangunan, sebagai buruh memetik jagung atau pekerjaan lainnya.
Disebutnya, ikan Anyar Gumicik per kresek unyil sekitar setengah kilo dijual seharga Rp 8 ribu sampai Rp 10 ribu. Ikan ini biasanya langsung digoreng kering sebagai lauk. Bahkan dikatakannya, ikan ini diburu pengepul saat nelayan kembali dari melaut. “Biasanya pedagang dari Batubulan atau Denpasar mencari ikan untuk dijual lagi, karena ikannya masih fresh,” jelasnya. Nelayan juga berharap kondisi melimpahnya ikan bisa sampai tahun depan atau paling tidak sampai Januari mendatang.