Anak Sakit, Suami Mengalami Patah Tulang | Bali Tribune
Diposting : 19 May 2016 16:10
Arta Jingga - Bali Tribune
Sanglah
DERITA - Ni Wayan Mistriasih, di Banjar Bunutin, Desa Payangan, Kecamatan Marga, Tabanan, menggendong anaknya yang mengalami sakit bengkak pada pipi.

Tabanan, Bali Tribune

Nasib kurang beruntung dialami oleh salah satu keluarga kurang mampu Ni Wayan Mistriasih, di Banjar Bunutin, Desa Payangan, Kecamatan Marga, Tabanan. Selain kurang mampu, sang anak mengalami sakit bengkak pada pipi dan sang suami tidak bisa bekerja karena mengalami patah tulang paha kiri karena kecelakaan.

Mustriasih (32) menyampaikan bahwa penyakit tersebut sudah diderita putranya I Kadek Evan Mira Pramana sejak berumur 9 bulan. Ketika itu badan Evan panas dan mulut bagian kanannya membiru. Mustriasih bersama suaminya kemudian langsung membawa Evan ke Dokter Spesialis Anak dan hanya diberi obat penurun panas biasa. “Saat itu Dokternya bilang Evan tidak kenapa-kenapa,” ungkapnya.

Namun bukan sembuh, kondisi mulut Evan malah semakin membiru dan pipinya membengkak hingga Mustriasih memutuskan untuk kembali mengajak Evan ke Dokter Spesialis Anak. Dan setelah diperiksa ternyata anaknya mengalami pembengkakan pembuluh darah pada mulutnya lalu dirujuk ke Rumah Sakit Sanglah untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut. “Saat di RS Sanglah ya dicek dan diberikan obat penambah daya tahan tubuh saja, karena Dokternya menjelaskan kalau Evan daya tahan tubuhnya harus kuat kalau lemah maka bengkak pada pipinya ini akan semakin parah dan sakit,” lanjutnya.

Mustriasih menambahkan, saat Evan berumur dua tahun, salah seorang Dokter di RS Sanglah sempat menyarankan untuk melakukan operasi, namun Dokter lainnya meminta untuk dipertimbangkan mengingat usia Evan yang masih sangat kecil. “Menurut Dokter itu Evan menjalani pengobatan saja dulu karena kemungkinan pembengkakannya bisa kempis,” sambung Mustriasih.

Untuk biaya pengobatan Evan, Mustriasih hanya mengandalkan penghasilan tak menentu sang Suami, Edy Mirayanto (33), yang sehari-hari bekerja sebagai sopir truk. Jika tak ada, dirinya terpaksa harus berhutang demi kesembuhan buah hatinya karena tidak memiliki jaminan kesehatan, dimana pada tanggal 12 Mei 2016 lalu dirinya diberikan nomor JKBM untuk periksa di Puskesmas. “Setahun belakangan ini Evan jarang check up, saya berikan dia obat alternative yang bisa dibeli di toko-toko obat. Kecuali kalau memang badannya panas baru saya bawa ke Puskesmas,” lanjutnya.

Namun malang tak dapat ditolak mujur tak dapat diraih, satu minggu yang lalu suaminya mengalami musibah saat tengah bekerja, yakni tergencet truk sehingga mengalami patah tulang paha kiri sehingga kini Mustriasih hanya bisa menggantungkan diri kepada sang Ayah, I Made Payu (56), yang bekerja sebagai kuli bangunan. “Mudah-mudahan Bapaknya cepat sembuh sehingga bisa bekerja lagi,” harapnya.

Disamping itu, sejak 3,5 tahun yang lalu Mustriasih bersama keluarganya juga merawat sang nenek, Ni Nyoman Basug (70),yang tidak bisa berjalan setelah jatuh di dapur dan dihalaman rumahnya. Namun selama ini ibu dari ayahnya tersebut tak pernah berobat ke Rumah Sakit melainkan hanya diurut saja. “Diurut saja, tidak pernah dibawa ke Dokter,” sambungnya lagi.

Kini ditengah keterbatasannya, Mustriasih beserta keluarganya hanya bisa pasrah dan berdoa memohon kesembuhan. Dirinya pun mengaku akan terus tegar menghadapi segala cobaan di hidupnya demi keluarganya. “Meskipun begini saya harus tetap tegar demi suami, anak dan keluarga saya,” tuturnya.