Anggaran Ogoh-ogoh Direfocusing untuk Penanganan Covid-19, Nyepi 2021 Tanpa Arakan Ogoh-ogoh | Bali Tribune
Diposting : 22 February 2021 06:08
I Made Darna - Bali Tribune
Bali Tribune/ DITIADAKAN - Akibat pandemik Covid-19, tahun 2021 arak-arakan Ogoh-ogoh ditiadakan. Sekaa Teruna pun tidak lagi mendapat kucuran dana membuat ogoh-ogoh karena anggaran direfocusing untuk penanganan Covid-19.
balitribune.co.id | Mangupura - Perayaan Hari Suci Nyepi Saka 1943 (2021) dipastikan tanpa arak-arakan ogoh-ogoh. Pasalnya, selain masih suasana pandemi Covid-19, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Badung juga tidak mengalokasikan anggaran untuk pembuatan ogoh-ogoh.
 
Bantuan pemerintah yang biasa dikemas dalam bentuk bantuan kreatifitas sekaa teruna (ST) ini dipastikan tidak ada menyambut Nyepi tahun ini. Pihak Dinas Kebudayaam Kabupaten Badung menyebut alokasi anggaran untuk kreatifitas pemuda ini kena refocusing untuk penanganan Covid-19.
 
“Sekarang kan tidak boleh adanya pengarakan ogoh-ogoh," ujar Kepala Dinas Kebudayaan Kabupaten Badung, I Gede Eka Sudarwitha, Jumat (19/2).
 
Peniadaan pawai ogoh-ogoh ini  juga karena tahun ini tidak diberikan dana membuat ogoh-ogoh.  Semua itu pun sesuai dengan Surat Edaran Bersama dari Provinsi Bali. Selain itu juga ada surat dari pusat untuk merealokasi anggaran untuk  penanganan Covid-19, salah satunya seperti pembelian vaksin dan sebagainya.
 
"Karena tidak ada pembuatan ogoh-ogoh, jadi anggarannya direfocusing untuk penanganan Covid-19," katanya.
 
Mantan Camat Petang ini juga menyebutkan bahwa Pemkab Badung awalnya mengalokasikan anggaran sebesar Rp 12 miliar pada tahun 2021 untuk membantu peningkatan kreatifitas pemuda dalam pembuatan ogoh-ogoh.
 
“Sebenarnya sudah kita anggarkan kurang lebih Rp 12 miliar  untuk kreativitas pemuda di Badung, tapi direfocusing,” jelasnya.
 
Berarti sama sekali tidak ada pawai ogoh-ogoh tahun 2021 ini? Ditanya begitu, Sudarwita mengaku masih menunggu petunjuk pimpinan.
 
"Bisa saja akan dilaksanakan pergelaran online di perubahan APBD. Tapi kami belum membuat konsepnya. Karena kalau dibuat dalam olah gerak tetap harus ada pembatasan. Yakni maksimal 50 orang. Jadi kami agak kesulitan,” tukasnya.