Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan.

Ayu Saraswati Ajak Biro Perjalanan Wisata Beradaptasi Menjangkau Milenial

Bali Tribune / Putu Astiti (Ayu) Saraswati
balitribune.co.id | Denpasar Guna dapat bertahan di era pandemi Covid-19 seperti sekarang, pelaku perjalanan wisata di Bali didorong memperbanyak sinergi dengan pemilik properti pariwisata baik itu hotel, homestay hingga destinasi wisata. Hal ini disampaikan Owner dan CEO Toya Yatra Travel, Putu Astiti Saraswati di Denpasar, Jumat (6/8).
 
Menurutnya, sinergi merupakan kunci utama bertahan di tengah-tengah pandemi. Meskipun data BPS Bali, pada triwulan II/2021 mencatat perekonomian mulai tumbuh positif positif 2,83% (yoy) meningkat dari -9,81% (yoy) pada triwulan sebelumnya, tetapi banyak pelaku usaha di lapangan masih kesulitan berbisnis. Khususnya, biro jasa perjalanan di Pulau Dewata yang kini sangat tertekan dengan adanya aturan bepergian seperti pemberlakuan pembatasan kegiataan masyarakat (PPKM) dan penutupan perbatasan.
 
Wanita yang akrab dipanggil Ayu ini memberikan solusi untuk menyiasati situasi serba berat seperti sekarang, skema kerja sama antara biro perjalanan dengan hotel dan daya tarik wisata perlu dirancang ulang dalam menghadapi pandemi yang berkepanjangan ini. Kata dia, sinergi antar asosiasi pariwisata juga perlu dilakukan. Mantan Sekretaris Asita untuk Asean Market ini menegaskan kerja sama bisa dikongkritkan dalam bentuk kampanye bersama.
 
“Sinergi ini juga saling menguntungkan karena biro agen perjalanan dapat membuat kampanye sehingga saling menguntungkan. Ini menurut saya acara untuk bertahan karena tekanan sangat keras sekali bagi biro agen perjalanan wisata,” ujarnya salah satu kandidat Ketua Asita Bali 2021-2026.
 
Mantan Wakil Bendahara Asita Pusat 2009-2014 ini menekankan model ekonomi telah berubah drastis. Pandemi menyadarkan bahwa landsekap bisnis periode sekarang tidak seperti periode keemasan Bali dulu, dimana pelancong akan datang dengan sendiri serta spending besar. Sekarang ini digitalisasi telah mempercepat penyampaian informasi serta penetrasi langsung kepada calon pelancong. Digitalisasi juga telah menyebabkan persaingan semakin ketat.
 
Biro perjalanan wisata saat ini menghadapi persaingan ketat dengan online travel agent (OTA). Efek yang muncul kemudian adalah, tipe pelancong berubah. Sekarang muncul namanya digital nomad tourism. Berwisata kini lebih mudah karena informasi melimpah dan dari sebuah gawai dapat langsung memesan. Transaksi pun telah berubah menjadi cashless.
 
“Dunianya sudah berubah, lansekap bisnis juga berbeda. Sekarang anak muda semakin banyak berwisata dan mereka datang dengan mengandalkan kemudahan seperti OTA. Potensi seperti inilah yang mau tidak mau harus di-grab oleh biro perjalanan wisata karena mereka memiliki potensi sangat besar ke depannya,” jelasnya.
 
Ibu dua anak yang aktif berorganisasi ini menekankan contoh kecil sinergi yang juga layak diterapkan sekarang, adalah biro perjalanan wisata bekerja sama langsung dengan desa wisata. Biro perjalanan wisata yang membuatkan paket dan promosi. Model kerja sama seperti ini praktis langsung berdampak bagi kedua belah pihak. 
 
Kendati ia mengakui situasi yang terjadi sekarang tidak bisa hanya mengeluh terus menerus. "Akan lebih baik apabila sekarang adalah berubah dan beradaptasi. Karena situasinya sudah tidak sama lagi seperti dulu. Apabila dulu, mendapatkan margin besar sangat mudah, sekarang ini pun mendapatkan margin kecil tetap harus disyukuri," ucapnya. 
 
Ayu Saraswati mengajak agen biro perjalanan wisata untuk beradaptasi dengan situasi. Salah satu contohnya dengan memanfaatkan pasar domestik yang sangat besar karena penduduk Indonesia 240 juta lebih. 
 
"Salah satunya peluang yang sangat besar untuk program Di Indonesia Saja yang sudah di inisiasi oleh Kemenparekraf RI. Calon wisatawan domestik akan merasa lebih aman dan nyaman, karena masyarakat di Bali tingkat kesadaran  dalam hal prokes mencapai 92% ini tertinggi di Indonesia," tutupnya.
wartawan
YUE

Merayakan Natal di Tengah Kemerosotan Ekologis

balitribune.co.id | Sebentar lagi gereja sejagat merayakan Natal. Liturgi meriah, paduan suara gegap gempita. Banyak kota-kota di dunia juga di Indonesia memberi warna dan ciri tersendiri. Ada pohon natal menjulang tinggi, dihiasi lampu warna-warni. Pernak pernik Natal ini dipasang di banyak sudut kota, di mall, pusat keramaian dan sebagainya.

Baca Selengkapnya icon click
Iklan icon ads
Iklan icon ads

Libur Nataru 2025/2026, BRI Denpasar Siapkan Kas Rp 1 Triliun

balitribune.co.id | Denpasar - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk melalui BRI Region 17/Denpasar memastikan kesiapan layanan perbankan bagi masyarakat selama periode libur Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 (Nataru), khususnya di wilayah Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB), dan Nusa Tenggara Timur (NTT).

Baca Selengkapnya icon click
Iklan icon ads
Iklan icon ads

Berlangsung Meriah, Telkomsel Ikut Semarakan Denpasar Festival ke-18

balitribune.co.id | Denpasar - Telkomsel turut berpartisipasi pada event Denpasar Festival ke-18 sebagai bentuk komitmen dalam mendukung kegiatan budaya sekaligus menghadirkan pengalaman layanan terbaik bagi masyarakat. Kehadiran Telkomsel pada perhelatan tahunan ini diwujudkan melalui booth pelayanan pelanggan yang siap melayani berbagai kebutuhan pengunjung selama acara berlangsung.

Baca Selengkapnya icon click

Tiga Langkah Kecil Pastikan Liburan Tahun Baru Masih Masuk ke Rencana Keuangan

balitribune.co.id | Denpasar - Berdasarkan data OCBC Financial Fitness Index 2025, hanya 12% menggunakan uang sesuai dengan anggaran yang sudah ditetapkan di awal tahun. 82 persennya menganggap anggaran hanyalah angan-angan. 76 persen anak muda masih habiskan uang demi ikut gaya hidup satu sama lain. Meskipun turun dari 80 persen, angka ini masih tergolong tinggi.

Baca Selengkapnya icon click
Iklan icon ads
Iklan icon ads
Bagikan Berita
news

Dikeluhkan Pelaku Usaha, Dewan Badung Siap Kaji Ulang Pajak Hiburan

Lorem, ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Aliquid, reprehenderit maiores porro repellat veritatis ipsum.