Diposting : 19 July 2018 08:45
San Edison - Bali Tribune
BALI TRIBUNE - Bali terus mendapatkan kepercayaan sebagai tuan rumah pelaksanaan berbagai pertemuan level internasional. Salah satunya, Bali dipercaya sebagai tuan rumah pertemuan Pimpinan Parlemen dari 5 (lima) negara.
Menurut rencana, Pertemuan Konsultasi Ke-4 Pimpinan Parlemen Meksiko, Indonesia, Korea Selatan, Turki dan Australia (MIKTA) ini akan diselenggarakan di Ubud. Pertemuan akan berlangsung selama 3 hari, tanggal 15-17 September 2018 mendatang.
Hal ini dibenarkan Ketua DPR RI, Bambang Soesatyo, melalui keterangan tertulisnya usai pertemuan dengan Duta Besar dan Perwakilan MIKTA di Ruang Kerja Ketua DPR RI, di Jakarta, Rabu (18/7), sebagaimana diterima BALI TRIBUNE - di Denpasar.
Hadir dalam pertemuan tersebut, di antaranya HE Mr Armando G Alvares (Duta Besar Mexico), Mr Jeon Joyoung (Minister, Kedutaan Besar Korea), Mrs Busra Semerci (Deputy Head of Mission, Kedutaan Besar Turki), dan Mr Scott Bradford (Second Secretary Political, Kedutaan Besar Australia).
Bamsoet, sapaan keren Bambang Soesatyo, mengajak Duta Besar Meksiko, Korea Selatan, Turki, dan Australia untuk bergandengan tangan dengan Indonesia, menyukseskan penyelenggaraan pertemuan ini. Pertemuan ini juga diharapkan dapat memberikan manfaat positif kepada lima negara maupun dunia.
"Sebagai Ketua MIKTA, Indonesia berharap pertemuan pada tahun ini bisa menghasilkan outcome yang bermanfaat, baik bagi organisasi MIKTA maupun bagi kepentingan global dunia. Selain pertemuan antar jajaran eksekutif pemerintah, parlemen juga harus ambil bagian dalam menyukseskan agenda pertemuan MIKTA," ujarnya.
Mantan Ketua Komisi III DPR RI ini, menjelaskan, sejalan dengan pemerintah Indonesia sebagai Ketua MIKTA yang mengangkat tema ‘Fostering Creative Economy and Contributing Global Peace’, DPR RI sebagai tuan rumah Pertemuan Konsultasi Ke-4 Pimpinan MIKTA juga mengangkat tema serupa, yaitu ‘Creating Peace and Prosperity: The Role of Parliament’.
"Masing-masing ketua Parlemen MIKTA akan diberikan kesempatan menyampaikan statement sesuai dengan tema yang diangkat. Hasil pandangan yang disampaikan sangat penting, agar kita bisa melihat dan merumuskan lebih jauh bagaimana peran parlemen dalam menciptakan perdamaian dan kesejahteraan," ujar politikus Partai Golkar ini.
Ia menambahkan, pertemuan ini nantinya akan fokus pada penangulangan terorisme dan keamanan global, ekonomi kreatif serta pemeliharaan perdamaian. Penekanan kepada perdamaian sejalan dengan peran Indonesia sebagai Anggota Tidak Tetap Dewan Keamanan PBB periode 2019-2022.
"Indonesia tentu tidak akan sia-siakan kesempatan baik ini. Bersama dengan anggota MIKTA, kita akan wujudkan dunia yang lebih damai tanpa penindasan, penuh senyuman dan keceriaan," tutur Bamsoet.
Selain isu perdamaian, isu kesejahteraan juga menjadi fokus utama yang tak kalah penting. Bamsoet melihat potensi ekonomi kreatif sangat besar sekali dalam peningkatan kesejahteraan umat manusia di dunia.
"Indonesia menargetkan di tahun 2018 ini sektor ekonomi kreatif dapat menyumbang produk domestik bruto (PDB) sekitar Rp 1.100 triliun. Saya yakin berbagai negara lain di dunia juga menargetkan pendapatan yang tinggi dari sektor ekonomi kreatif. Pengembangan sektor ekonomi kreatif diyakini dapat mengurangi kesenjangan sosial dan jurang kemiskinan dunia," pungkasnya.