Mangupura, Bali Tribune
Pemkab Badung menggelar Workshop Kepariwisataan dengan stakeholder pariwisata di Puspem Badung, Kamis (23/6). Workshop bertema: ‘Pembangunan kepariwisataan berkualitas berbasis budaya dan masyarakat secara berkelanjutan’ tersebut dibuka Bupati Badung I Nyoman Giri Prasta.
Hadir Ketua Komisi II Nyoman Dirgayusa, Sekda Kompyang R. Swandika, Ketua PHRI Bali Cok Oka Artha Ardana Sukawati, Ketua PHRI Badung IGN Rai Surya Wijaya serta komponen pariwisata di Badung. “Tujuan dari workshop ini adalah untuk mensinergikan program pembangunan kepariwisataan di Badung dengan komponen pariwisata, karena keberhasilan sektor pariwisata tidak terlepas dari dukungan dan peranserta stakeholder pariwisata,” kata Giri Prasta.
Pihaknya juga berharap melalui workshop ini ada masukan-masukan, ide maupun solusi dari stakejolder parisata, sehingga bisa dapat dirumuskan sebagai sebuah kebijakan untuk kemajuan sektor pariwisata di Badung. “Kami mengajak komponen pariwisata untuk ikut mendukung dan menggeliatkan pariwisata berkualitas berbasis budaya dan masyarakat secara berkelanjutan,” ujarnya.
Ciri-ciri dari pariwisata budaya dan masyarakat, menurut bupati adalah periwisata pedesaan yakni dengan ekowisata, agrowisata, dan desa wisata, yang akan menyuguhkan keindahan alam pedesaan, hasil pertanian dan juga terdapat Usaha Kecil dan Menengah (UKM).
Dijelaskan, sejak awal Pemkab Badung telah berkomitmen mengawal pembangunan kepariwisataan yang diorientasikan untuk kesejahteraan masyarakat serta pelestarian alam dan budaya. Implementasi dari komitmen tersebut, pendapatan daerah yang sebagain besar berasal dari industri pariwisata, benar-benar dikelola secara bijak dan profesional untuk kegiatan pembangunan, pemerintahan dan sosial kemasyarakatan, guna peningkatan harkat dan martabat serta srada bhakti krama Badung.
Dalam upaya mengelola segenap potensi yang ada secara selaras, seimbang dan harmonis, maka setiap tahun disiapkan dana motivasi dari penyisihan 10 persen pendapatan dari pajak dan retribusi untuk pembangunan wilayah pedesaan, termasuk desa adat dan subak.
“Dalam konteks pembangunan pariwisata sebagai satu kesatuan pulau di Bali (one island management), Badung juga menyisihkan sebagian pendapatan dari PHR yakni sebesar 15 sampai 22 persen kepada 6 kabupaten di Bali, termasuk diperuntukkan untuk menjaga keamanan Bali serta mendukung kegiatan promosi bersama,” jelas Giri Prasta.
Sementara itu, Ketua PHRI Bali Cok Oka Artha Ardana Sukawati mengaku sangat mengapresiasi gagasan cemarlang dari Bupati Badung yaitu one island management dengan pembangunan pariwisata yang terpadu. Hal senada juga disampaikan Ketua PHRI Badung IGN Rai Surya Wijaya.
Menurutnya komitmen Badung untuk mengembangkan pariwisata budaya adalah harga mati, karena 60 persen wisatawan yang berkunjung ke Bali untuk melihat budaya Bali disamping keindahan alamnya.
“Cuma untuk mewujudkan hal tersebut, faktor keamanan, kebersihan, kesehatan serta keramahtamahan merupakan faktor penting yang patut dijaga demi kelangsungan pariwisata Badung dan Bali kedepan,” kata Surya Wijaya.
Di bagian lain, praktisi Pariwisata Bagus Sudibya juga menekankan pentingnya menjaga kebersihan, keamanan dan kesehatan di wilayah Bali. Untuk itu sangat penting adanya sebuah lembaga yang bertugas merespon dan mengontrol terhadap isu-su negatif yang berpengaruh kepada sektor pariwisata.