Banjir Bandang Gunung Agung, Jalur Evakuasi Putus | Bali Tribune
Diposting : 3 January 2020 06:28
Andy husein - Bali Tribune
Bali Tribune/Banjir Bandang di Gunung Agung, Karangasem

balitribune.co.id | Amlapura - Hujan lebat yang mengguyur Kabupaten Karangasem selama tiga hari terakhir ini mengakibatkan terjadinya banjir di sejumlah titik.

Di Banjar Butus, Desa Buanagiri, Kecamatan Bebandem, banjir bandang menerjang dan memutuskan kembali akses jalan utama yang menghubungkan sejumlah dusun di lereng Gunung Agung dengan pusat Kota Amlapura.

Dari pantauan koran ini di lokasi kejadian, Kamis (2/1), banjir bandang tersebut terjadi sekitar pukul 15.00 Wita, dimana hujan lebat dengan intensitas tinggi terjadi di lereng atas Gunung Agung.

Beberapa saat kemudian banjir bandang terjadi dan menerjang melewati sungai Mbah Api, yang alirannya melintasi jalan utama. Banjir besar yang datang menerjang dengan tiba-tiba tersebut membuat warga setempat utamanya pengendara sepeda motor dan roda empat kaget.

Banjir besar yang membawa material seperti batu berukuran cukup besar, membuat kendaraan truk pengangkut material galian C takut untuk melintas. Sebagian besar sopir truk yang terjebak di dekat bibir sungai memilih menunggu hingga banjir surut.

Pun demikian dengan pengendara sepeda motor yang merupakan warga berasal dari dusun di lereng Gunung Agung, juga terjebak di pinggir sungai yang melintasi akses jalan yang setiap hari mereka lalui tersebut.

“Sudah tiga hari ini terjadi hujan lebat di lereng atas Gunung Agung. Nah kalau sudah hujan di atas, pasti sudah terjadi banjir besar,” ungkap I Nyoman Wijaya, warga asal Banjar Dinas Nangka, Bebandem, kepada koran ini sembari menunggu banjir surut.

Biasanya setelah banjir surut, kadang akses jalan yang sudah terputus oleh terjangan banjir yang terjadi berulang kali tersebut juga harus ekstra hati-hati melintasinya. Sebab, akses jalan tersebut sudah berubah menjadi aliran sungai dengan batu batu besar berserakan berikut lubang besar dan tumpukan lumpur tebal, cukup menyulitkan pengendara sepeda motor maupun kendaraan roda empat untuk melintas.

 “Nah, biasanya kalau banjir sudah surut kadang kami dan warga di sini sulit untuk melintas, karena ada banyak batu besar yang terbawa banjir melintangi jalan. Apalagi mobil pasti gak bisa melintas,” lontarnya.

Dan selesai banjir biasanya warga mendatangkan alat berat untuk membuka kembali akses jalan yang rusak oleh banjir tersebut, agar bisa dilewati mobil utamanya truk pengangkut material galian C.

Karena kejadian seperti ini sudah terjadi berkali-kali saat musim hujan lebat, dia dan warga lainnya mendesak pemerintah dalam hal ini pihak Balai Wilayah Sungai Bali Penida untuk membangun jembatan permanen