Bappelitbang Kabupaten Tabanan Gelar Focus Group Discussion, Gandeng 50 Ahli di Bidangnya | Bali Tribune
Bali Tribune, Minggu 29 Desember 2024
Diposting : 18 May 2018 12:06
Komang Arta Jingga - Bali Tribune
Pariwisata
FGD - Bappelitbang Pemerintah Kabupaten Tabanan gelar Focus Grouf Discussion (FGD), Kamis (17/5).

BALI TRIBUNE - Badan Perencanaan, Penelitian dan Pengembangan (Bappelitbang) Pemerintah Kabupaten Tabanan, gelar Focus Grouf Discussion (FGD), menggandeng 50 orang ahli dibidangnya masing-masing, yang terdiri dari perwakilan OPD terkait di Lingkungan Pemkab Tabanan dan perwakilan 5 Desa di Kawasan Nikosake, Kamis (17/5).

Kegiatan yang digelar di Karunia Village Restaurant, Desa Beraban, Kediri tersebut dipimpin secara langsung oleh Kepala Bappelitbang Kabupaten Tabanan Ida Bagus Wiratmaja. Hadir juga saat itu Ketua DPRD Kabupaten Tabanan I Ketut “Boping” Suryadi dan Direktur Perusahaan Daerah Dharma Santika (PDDS) I Putu Sugi Darmawan.

FGD ini digelar dengan tujuan untuk mendetailkan serta menindaklanjuti Pengembangan Agribisnis Berbasis Kearifan Lokal dan Pariwisata di Kawasan NIKOSAKE (Nira, Kopi, Salak dan Kelapa). Kawasan tersebut meliputi 5 Desa di Kabupaten Tabanan, yakni: 3 Desa di Kecamatan Pupuan, yaitu Desa Belimbing, Sanda dan Munduktemu, serta 2 Desa di Selemadeg Barat, yakni : Desa Wanagiri dan Desa Lumbung Kauh.

Kelima Desa tersebut memiliki potensi yang sangat unik, seperti Munduktemu dengan julukan Negeri di Atas Awan, Sanda kalau malam dipenuhi ribuan kunang-kunang dan Wanagiri sebagai Desa Hujan dengan pemandangan yang bagus. Dengan adanya FGD ini, diharapkan bisa menggali seluruh potensi yang ada di 5 desa di kawasan Nikosake tersebut. “Nantinya, bukan hanya produk lokal yang dihasilkan warga saja yang akan dijual, tetapi kita nantinya agar bisa menunjukan aktifitas produksinya. Seperti membuat Nira atau membuat kopi, kita harus bisa jual itu, pertontonkan itu. Sehingga Wisatawan yang datang kesana, bukan hanya disuguhkan produk lokal dan pemandangan alam tapi juga disuguhkan aktifitas produksi sesuai dengan kearifan lokal setempat,” terang IB. Wiratmaja saat membuka acara.

Disamping itu, dengan berkembangnya kawasan Nikosake tersebut sudah tentu akan menguntungkan semua pihak. Bukan saja 5 desa di kawasan tersebut, dirinya juga mengatakan bahwa dengan bergeraknya roda perekonomian di sana sudah tentu akan berdampak besar bagi desa lain di kawasan tersebut, perusahaan daerah, dan tentunya menunjang PAD Kabupaten. “Nikosake ini seperti kita sampaiakan kita memborbadir program, tidak melulu tentang 5 desa di kawasan tersebut tetapi sebagian desa tetangga di sekitarnya juga akan kena dampak. Artinya kita mau menyelesaikan kawasan ini semua. Caranya tidak bisa melulu APBD, makanya kita bekerjasama dengan Pemerintah Kanada. Dan ini merupakan kawasan KPPN dan wajib diberikan pendanaan dari pusat,” jelasnya.