
balitribune.co.id | Bangli - Pascadiresmikan sebulan lalu, kondisi gedung Sentra IKM Bambu di Banjar Kayuambua, Desa Tiga, Kecamatan Susut, Bangli, terkesan tidak terurus. Selain tidak ada aktifitas, kondisi di gedung yang dibangun dengan anggaran miliaran rupiah tersebut nampak kotor.
Terpisah, Sekretaris Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Bangli I Dewa Gede Anom Putra Sanjaya tidak menampik jika gedung tersebut belum beroperasi secara optimal. Pascadiremikan kegiatan yang dilaksanakan baru sebatas mengadakan pelatihan untuk perajin bambu. .
Kata Dewa Sanjaya, realita ini terjadi tidak lepas dari keterbatasan SDM yang ada. Pihaknya belum bisa menempatkan petugas tetap untuk membuka sentra setiap hari. Selain itu dari sisi sarana prasaranan masih kurang. Semisal untuk etalase yang berfungsi untuk memajangkan hasil kerajinan bambu belum tersedia dan masih tahap pengggaran. Anggarannya baru dirancang dalam perubahan APBD 2025,” ujarnya, Minggu (18/5).
Bupati Bangli Sang Nyoman Sedana Arta saat meresmikan gedung Sentra IKM Bambu menyampaikan bahwa pembangunan sentra IKM ini menjadi salah satu bukti nyata komitmen Pemkab Bangli dalam menggerakkan perekonomian daerah. Ia berharap tak sekedar tempat pemasaran produk, namun juga sebagai wadah pelatihan dan tempat berinovasi.
Menurutnya, pembangunan Sentra IKM Bambu tak hanya soal fisik gedung dan kelengkapan peralatannya, tapi juga harus dibarengi dengan penguatan sumber daya manusia. Untuk itu, ia mendorong pelaksanaan pelatihan dan pendampingan yang konsisten agar cita-cita bersama menjadikan Bangli sebagai pusat kerajinan bambu yang unggul bisa tercapai.
Pantauan Bali Tribune, nampak tidak ada aktifitas di gedung IKM Bambu. Pintu utama gedung terkunci. Karena saking lamanya tidak ada aktifitas dan kurangnya perawatan, nampak rumput liar tumbuh subur di areal gedung. Karena sepi, kumpulan anjing liar berkeliaran di gedung yang lokasinya berseberangan dengan pasar Hewan Kayuambua itu.