balitribune.co.id | Gianyar - Pemanfaatkan Gas Elpiji ukuran 3 Kg atau Gas Melon di Wilayah Ubud semakin parsial. Lantaran sektor usaha wisata mendominasi, konsumen rumah tangga pun kena getahnya. Dalam Suasana Hari Raya Galungan, paceklik Gas Melon tidak terhindarkan, yang berimbas pada pengkatrolan harga yang tidak terkontrol.
Pantauan Bali Tribune, Minggu (6/8/2023), keberadaan Gas Melon di sejumah warung pengecer masih langka. Dari keterangan yang dihimpun, permintaan Gas Elpiji bersubsidi ini meningkat tajam dalam sebulan terakhir. Ditandai dengan musim High Season Pariwisata yang menjadi lokomotif penggerak perekonomian. Di mana sebagian besar pengusaha memilih gas melon, yang lebih ekonomis. Bahkan tidak jarang para oengusaha akomodasi wisata dan usaha lainnya memborong gas melon 5 sampai sepuluh biji dalam sekali pesan. Belum lagi kondisi lalulintas di wilayah Ubud yang tiap macet, kerap dijadikan dalih oleh para pihak distribusi sebagai kendala. Diperparah dengan suasa hari raya, dimana para pekerja distribusi hingga pengecer melibalurkan diri.
Kondisi ini oula membuat harga si melon meloncat -loncat. Sejak pertengajan Julii, harga gas melon terus mengalami kenaikan. Pasca langka pada awal Juli 2023, harga gas melon di warung-warung yang awalnya Rp 20 ribu menjadi Rp 23 ribu. Namun, di awal Agustus 2023, harganya kembali naik menjadi Rp 25 ribu. Puncaknya sejak Jumat 4 Agustus 2023, peminat gas melon di Ubud cukup tinggi. Hal tersebut dikarenakan peminat gas melon bukan hanya masyarakat kurang mampu. Namun masyarakat sejahtera, para prngusaha hingga WNA ekspatriat yang tinggal di Ubud, juga lebih memilih menggunakan gas bersubsidi tersebut.
Diduga hal tersebut terjadi, selain harganya lebih terjangkau, juga dikarenakan tabungnya mudah dibawa. Karena itu, stok gas melon di warung-warung pun jarang bertahan lama. "Pengusaha penginapan, resto hingga usaha kecantikan, semua ikut berebut Gas melon. Selain untuk mask juga untuk kebutuhan fasilitas air panas. Karena banyak permintaan dan barang sedikit, harganya sekarang Rp 25 ribu. Itupun stok terbatas dan di warung saya sudah habis," ungkap I Made Mergig, pemilimlk warung kecil di Tebesaya, Ubud.
Syukurnya, Minggu (6 /8/2023), harga Gas Melon telah turun, di angka Rp 24 ribu per tabung. Diduga hal ini disebabkan stok gas mulai banyak dan masyarakat pun sudah tak panic buying, karena Hari Raya Galungan telah lewat. "Sudah turun, sekarang Rp 24 ribu per tabung. Mungkin tergantung stok," ujarnya.
Sayang, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Gianyar, Luh Gede Eka Suary tidak bisa dikonfirmasi. Saat dihubungi, pejabat ini meminta permakluman lantaran dalam kondisi sibuk.