Berhadapan dengan Kemajuan Zaman, Tradisi Makepung Terus Dilestarikan | Bali Tribune
Bali Tribune, Kamis 04 Juli 2024
Diposting : 2 July 2024 00:29
Redaksi - Bali Tribune
Bali Tribune/ MAKEPUNG - Jembrana Cup yang digulirkan setiap tahun untuk menandai musim panen padi diikuti ratusan sekha makepung.

balitribune.co.id | Negara - Makepung menjadasi salah satu atraksi budaya yang telah diwariskan secara turun menurun dari generasi ke generasi. Ditengah kemajuan zaman yang pesat ini, berbagai upaya dilakukan untuk melestarikan warisan tradisi ini.

Salah satunya melalui event-event yang kini digelar secara bergulir. Makepung sudah sejak lama dikenal akan ciri khas dan keunikannya yang tiada duanya. Makepung memiliki orisinalitas tidak hanya di Bali tetapi juga di tingkat nasional dan internasional.

Berbagai event terus digelar secara bergulis untuk menjaga eksistensi tradisi dan budaya dari Mekepung. Salah satunya melalui Mekepung Jembrana Cup yang rutin digelar setiap tahun. Mekepung Jembrana Cup sebagai salah satu Calender Of Event Kabupaten Jembrana kembali digelar pada Minggu (30/6). Lomba yang digelar di sirkuit All in One Pengambengan ini diikuti 230 peserta.

Kordinator Sakha Makepung Jembrana I Made Mara mengatakan, animo sekha makepung di Jembrana untuk melestarikan dan menjaga eksistensi warisan budaya ini sangat tinggi. Dibandingkan dengan event serupa sebelumnya, jumlah peserta tahun ini meningkat, baik blok Ijogading Timur maupun blok Ijogading Barat. "Sekarang semuanya meningkat untuk timur 120 pasang dan 110 pasang untuk regu barat,” jelasnya.

Made Mara mengapresiasi kebijakan daerah untuk mempertahankan warisan nenek moyang yang sudah menjadi ikon Kabupaten Jembrana. Kebijakan pemerintah daerah seperti menggelar event-event yang secara bergulir ini diharapkanya bisa mendorong sekha makepung beregenerasi agar warisan tradisi ini tidak punah, “Sekha Makepung Jembrana berterimakasi kepada Bupati Jembran yang sudah begitu antusias memperjuangkan, memelihara warisan seni budaya ini supaya tidak tenggelam,” tandasnya.

Asisten II Setda Kabupaten Jembrana I Gusti Ngurah Sumber Wijaya mengatakan, selain bertujuan untuk melestarikan tradisi budaya, event makepung juga digelar sebagai ajang promosi pariwisata. Makepung menurutnya memiliki daya Tarik tersendiri bagi wisatawan karena tradisi atraksi makepung ini hanya ada satu-satunya di Kabupaten Jembrana.

Melalui pengembangan pariwisata budaya ini diharapkan dapat berdampak positif terhadap berbagai sektor pembangunan lainnya. Seperti sektor pertanian dan peternakan khususnya pelestarian kerbau. Bahkan tradisi makepung sebagai ikon dan daya tarik wisata unggulan Kabupaten Jembrana kini telah diakui dan tercatat sebagai salah satu Warisan Budaya Nasional Tak Benda.

“Seluruh komponen harus mampu menjaga penghargaan tersebut dengan tetap berupaya, berkomitmen dan berkreatifitas untuk meningkatkan kualitas dan daya tarik Makepung sehingga benar-benar dapat memberikan manfaat demi peningkatan kesejahteraan masyarakat dalam rangka mewujudkan masyarakat Jembrana Bahagia berlandaskan Tri Hita Karana,” ujarnya.

Dikatakannya, tradisi makepung dapat terus dikembangkan dan dikemas sebagai daya tarik wisata budaya dengan tetap mempertahankan ciri khas Jembrana sebagai daerah agraris dan aspek pemberdayaan masyarakat. Begitupula pelaksanaan event lomba juga diminta agra disertai pengembangan usaha- usaha ekonomi kreatif untuk mendapatkan nilai manfaat yang optimal.

Di tengah kemajuan zaman, diakuinya pelestarian tradisi makepung menjadi tantangan tersendiri, “Melestarikan dan mengembangkan tradisi budaya makepung agar dapat bermanfaat bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat bukanlah suatu hal yang mudah. Terlebih di era global dewasa ini yang membawa perubahan serba cepat dan persaingan di segala bidang,” ungkapnya.