BALI TRIBUNE - Setelah awal Februari 2018 lalu Menteri Ristekdikti Prof. H. Mohamad Nasir, Ph.D., Ak berkunjung ke STIKOM, Bali, kini giliran putra Presiden Jokowi, Kaesang Pangarep, mengujungi STIKOM Bali. Jumat (20/04/2018) sekitar pukul 10.30 Wita kemarin, Kaesang Pangarap dan staf bisnisnya hadir di STIKOM Bali dikawal sejumlah personil dari Paspampres.
Kedatangan Kaesang Pangarep untuk membagi ilmu bisnisnya dengan para mahasiswa STIKOM Bali, sebelum meresmikan gerai Sang Pisang miliknya. Seperti diketahui, Sang Pisang adalah salah satu unit bisnis Kaesang dan outlet di Denpasar adalah yang ke-16, berlokasi di Jl. Merdeka, Renon, Denpasar.
Di depan para mahasiswa, dosen dan pengurus Yayasan Widya Dharma Shanti-induk STIKOM Bali-Kaesang Pangarep mengaku memiliki lima unit bisnis. Dua di antaranya adalah Sang Pisang dan startup Mandhang.id. Menurut Kaesang, untuk memulai sebuah bisnis haruslah mempunyai produk yang unik sehingga menarik perhatian konsumen.
“Dulu, baru seminggu buka sudah booming.Tapi setelah saya survey ternyata mereka tertarik karena saya anak presdien. Seminggu kemudian mindset itu saya rubah. Mereka mau membeli karena pisang saya unik dan enak,” kata Kaesang sambil tersenyum karena menyadari kalimat “pisang saya” tadi kurang tepat lalu membetulkan dengan kalimat “pisang buatan saya”.
Menjawab salah seorang mahasiswi STIKOM Bali mengapa memilih kuliner pisang, Kaesang yang logat dan gesturnya persis sang ayah, Presiden Jokowi, memberi jawaban yang membuat para hadirin terpingkal-pingkal.
“Mengapa saya memilih pisang, karena ini kan bisnis saya, jadi terserah saya mau pilih apa,” jawab Kaesang.
Tetapi Kaesang mengaku harga jual pisang di Bali terlalu mahal sehingga untuk kebutuhan gerainya dia harus mendatangkan dari luar Bali.
Usai memberikan kuliah umum, Kaesang Pangarep sempat berdialog intens dengan CEO Bukaloka, Putu Aditya Santana. Sebelumnya Putu Aditya Santana memperkenalkan , sebuah startup di Bali yang juga STIKOM Bali Group, yang saat ini jadi market place untuk bisnis ritel dan traveling.
“Saat ini kami menangani lebih dari 10.000 UMKM dari 24 provinsi di Indonesia,” kata Aditya Santana.
Penjelasanan Aditya Santana membuat Kaesang tertarik sehingga ada keinginan untuk berkolaborasi dengan Bukaloka sebagai media promosi. Keduanya kemudian saling tukar nomor telepon. “Ok bagus itu, nanti kita saling kontak,’ kata Kaesang.