BI Harapkan Bawang Putih KTT Manik Pertiwi Kelak Bisa Penuhi Pasar Lokal | Bali Tribune
Diposting : 6 August 2020 18:06
Arief Wibisono - Bali Tribune
Bali Tribune / BAWANG PUTIH - Panen Perdana Klaster Bawang Putih KTT Manik Pertiwi, Desa Wanagiri, Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng.

balitribune.co.id | SingarajaPola perlakuan organik MA-11 petani penggarap di Klaster Bawang Putih Kelompok Ternak Tani (KTT)  Bawang Putih Manik Pertiwi, Desa Wanagiri, Kecamatan Sukasada, Buleleng, membuahkan hasil.  Hal ini ditandai dengan panen perdana bawang putih di atas lahan seluas 5 hektar dengan potensi 25 hektar lahan garap, Kamis (6/8).

Menurut ketua KTT Manik Pertiwi, Ketut Sandi, hasil ubinan panen dengan batang mencapai 16.72 ton per hektar, sedangkan ubinan hanya umbi saja mencapai 8.304 ton per hektar. KTT Manik Pertiwi beranggotakan 28 orang petani yang berada di sekitar Desa Wanagiri. 

“Tahun 2017, awal dimulainya program BI ini di kelompok kami,” sebut Sandi sumringah lantaran kerja keras kelompoknya membuahkan hasil dengan  dilakukannya panen perdana yang dihadiri Kepala KPw BI Bali, Trisno Nugroho, Anggota Komisi XI DPR RI, I Gusti Agung Rai Wirajaya, Bupati Buleleng serta stakeholder terkait. 

Kepala KPw BI Bali Trisno Nugroho pada kesempatan ini menyampaikan,  hasil tidak akan mengingkari, seperti slogan yang selama ini kerap digaungkan bersama yaitu “seken-seken, saje-saje, lan beneh-beneh”.

“Bawang putih yang dahulu sempat menjadi primadona tanaman pangan lokal daerah sempat tidak diminati oleh para petani untuk ditanam, karena kalah dengan keberadaan bawang putih impor yang harganya lebih murah,” ungkap Trisno Nugroho yang mengakui 90 persen bawang putih yang ada didatangkan dari Cina.

Namun demikian, sejak digalakkannya program swasembada bawang putih oleh pemerintah sejak beberapa tahun terakhir, budidaya tanaman ini menjadi kembali dilirik oleh Petani untuk dibudidayakan kembali, karena Petani melihat komitmen pemerintah dalam mewujudkan hal tersebut khususnya bagi peningkatan kesejahteraan petani. 

Dijelaskan, Bank Indonesia  selama 2 tahun berjalan telah mendamping KTT Manik Pertiwi untuk kembali membudidayakan bawang putih, khususnya dalam penguatan pembibitannya. Keberhasilan pengembangan bawang putih sebagai salah satu komoditas pangan strategis tentunya akan memberi pengaruh terhadap stabilitas harga dan inflasi pangan di Bali ini, sekaligus membantu upaya pengurangan defisit neraca transaksi berjalan akibat impor bawang putih yang saat ini membanjiri pasar domestik.

“Lebih kurang dua tahun lalu, kami, Bank Indonesia, bersama jajaran Pemerintah Daerah serta stakeholder lainnya berdiri di tempat yang sama untuk melaksanakan seremoni panen bawang putih perdana,” katanya, sembari menambahkan, kala itu hadir pula perwakilan Bank Indonesia Jakarta untuk menyaksikan panen tersebut di lahan demplot seluas 2 hektar. 

“Astungkare, pada saat itu kita berhasil memperoleh hitungan produktivitas demplot sebanyak 7,48 ton per ha, sebuah hasil yang cukup menggembirakan bagi demplot uji coba,” tuturnya.

Ia berpendapat, pencapaian tersebut perlu terus  ditingkatkan baik dengan cara intensifikasi maupun ekstensifikasi, maupun dengan berbagai inovasi sebagaimana selama ini dilakukan dengan menerapkan pola budidaya organik berbasis MA-11, dengan pendampingan petani melalui pakarnya Dewa Ketut Gata. 

“Belum lama ini kelompok Manik Pertiwi juga kami fasilitasi untuk dapat memperoleh bantuan teknis pelatihan budidaya organik langsung dari pakar pembuat MA-11 yaitu dr. Nugroho Widiasmadi yang hadir ke tempat ini sebelum masa COVID-19,” imbuh Trisno Nugroho.

Pendampingan dan bantuan teknis terus  diupayakan Bank Indonesia untuk secara terus dapat diberikan kepada kelompok Manik Pertiwi agar produktivitas dapat terus meningkat, dan memberikan kemanfaatan dari sisi ekonomi bagi para petani, melengkapi hasil hortikultura lain seperti sayuran, buah, dan bunga, yang menjadi hasil lahan selama off season penanaman bawang putih.

Lantas, terkait pengembangan kapasitas kelompok tani, dalam hal ini kami juga mengundang PT. Bank Pembangunan Daerah untuk melihat secara langsung kesungguhan kelompok dalam membudidayakan bawang putih dan hasil pertanian lainnya, agar jika kelompok memerlukan dukungan modal, dapat didukung oleh produk-produk pembiayaan dari perbankan dengan skema-skema yang ringan, salah satunya seperti Kredit Usaha Rakyat (KUR).

“Sebagai wujud perhatian kami lainnya, kami juga akan memberikan dukungan melalui program sosial Bank Indonesia kepada kelompok Manik Pertiwi ini, berupa satu unit kendaraan roda empat dan hand tracktor, penguatan jaringan irigasi mengingat wilayah ini berada di daerah yang cukup menantang, rehabilitasi bangunan sekretariat, serta mesin pengolahan limbah ternak,” tuturnya.

Ia berharap bantuan kecil ini dapat mendukung kelompok tani dalam mensukseskan program pengembangan klaster pertanian Bank Indonesia khususnya, dan program pemerintah pada umumnya, demi tercapainya kemandirian/swasembada bawang putih beberapa tahun lagi.