BPJS Berlakukan Penyesuaian Iuran Sesuai Putusan MA per 1 April 2020 | Bali Tribune
Diposting : 2 May 2020 21:41
Ketut Sugiana - Bali Tribune
Bali Tribune/ Endang Simanjuntak.
Balitribune.co.id | Semarapura - Mulai 1 Mei 2020 kembali dilakukan penyesuaian tarif iuran peserta Program Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) untuk segmen Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU) dan Bukan Pekerja (BP) atau peserta mandiri.
 
Penyesuaian tarif ini, kembali mengacu pada Peraturan Presiden 82 tahun 2018, yaitu sebesar Rp 80.000 untuk kelas 1, Rp 51.000 untuk kelas 2 dan Rp 25 500 untuk kelas 3. Hal tersebut merupakan tindak lanjut dari Putusan Mahkamah Agung (MA) Nomor 7 PHUM/2020 yang menyatakan membatalkan Pasal 34 Peraturan Presiden Nomor 75 tahun 2019.
 
"Perhitungan pemberlakuan penyesuaian iuran sesuai dengan Putusan MA adalah per 1 April 2020. Sehingga untuk iuran bulan Januari sampai Maret 2020, tetap mengacu pada Perpres 75 tahun 2019 yaitu sebesar Rp 160.000 untuk kelas 1, Rp 110.000 untuk kelas 2 dan Rp 42.000 untuk kelas 3. Jadi untuk iuran Januari sampai Maret 2020, tidak ada pengembalian atau dikompensasi di bulan berikutnya. Namun, terhadap kelebihan pembatalan iuran peserta JKN-KIS yang telah dibayarkan pada bulan April 2020 akan đikompensasikan ke iuran pada bulan berikutya," ujar Kepala BPJS Klungkung Endang Simanjuntak
 
Saat ini BPJS Kesehatan sudah melakukan penyesuaian sistem teknologi informasi (TI) serta penghitungan kelebihan iuran peserta. Sehingga per 1 Mei 2020, diharapkan peserta sudah mendapatkan tagihan yang telah disesuaikan. Pada prinsipnya  pihak BPJS Kesehatan tetap menginginkan pelayanan kesehatan kepada peserta JKN-KIS tidak terhambat. Terutama memperhatikan kondisi sosial ekonomi saat ini di tengah pandemi Covid-19. Dengan dikembalikannya nominal iuran segmen PBPU sesuai Putusan MA per 1 Mei 2020 ini,  diharapkan dapat membantu dan tidak membebani masyarakat. 
 
Saat ini pemerintah sudah menyiapkan rencana penerbitan Peraturan Presiden yang substansinya mengatur keseimbangan dan keadilan besaran iuran antar segmen peserta, dampak terhadap kesinambungan program dan pola pendanaan JKN, konstruksi ekosistem jaminan kesehatan yang sehat, termasuk peran Pemerintah (pusat dan daerah). Rancangan Peraturan Presiden tersebut telah melalui proses harmonisasi dan selanjutnya akan berproses paraf para menteri dan diajukan penandatanganan kepada Presiden.