balitribune.co.id | Tabanan - Bupati Tabanan I Komang Gede Sanjaya kembali tunjukkan dukungannya saat menghadiri karya pitra yadnya, Ngaben Masal yang digelar oleh warga Desa Subamia, dan berlangsung di Banjar Adat Subamia Kelong, Desa Adat Subamia, dengan penuh semangat gotong-royong. Perhelatan keagamaan ini menjadi bukti semangat kebersamaan yamasyarakat Tabanan dalam menjaga tradisi dan kepercayaan leluhur, Kamis (7/9/2023).
Kegiatan yang mendapat dukungan orang nomor satu di Tabanan, terhadap pembangunan yang berlangsung secara niskala ini juga turut dihadiri oleh Ketua DPRD, Sekda Tabanan, Anggota DPRD, Para Kepala OPD Terkait di lingkungan Pemkab Tabanan dan Para Kepala Bagian di Lingkungan Setda Tabanan.
Ngaben secara kolektif ini memiliki peran penting dalam menjalankan kewajiban, tanggung jawab serta penghormatan sebagai umat beragama, kepada para leluhur yang telah berpulang. Sebanyak 15 sawa dan 32 pemilet terdaftar untuk menjalani prosesi ngaben. Biaya ngaben sebanyak 10 juta per sawa sementara untuk pemilet yang menjalani prosesi ngelangkir, biaya yang dikeluarkan yaitu 500 ribu per pemilet. Sementara secara keseluruhan, sejumlah dana terkumpul dari partisipasi masyarakat, untuk memfasilitasi berbagai keperluan selama prosesi ngaben.
Bupati Sanjaya sampaikan apresiasinya terhadap semangat gotong-royong dan upaya keras warga Desa Subamia dalam menjaga dan melestarikan agama ini. Pihaknya menyatakan, semangat gotong-royong yang tinggi dalam menjalankan ngaben kolektif ini merupakan bukti nyata komitmen kita dalam menjalankan kewajiban, menghormati para leluhur serta sebagai wujud kebersamaan dan solidaritas yang harus terus dipertahankan. “Yang namanya Yadnya, artinya korban suci, di sastra mengatakan Yadnya wajib dilakukan dengan tulus Ikhlas dan pengorbanan, dengan biaya 10 juta, dan diinisasi oleh Desa Adat untuk melakukan pengabenan secara kolektif ini maknanya luar biasa” sebut Sanjaya.
Pihaknya juga menyatakan, biaya yang ditetapkan per masing-masing sawa, tergolong sangat terjangkau, apalagi di era modern seperti saat ini. Upaya kebersamaan warga dalam melaksanakan karya, dianggap telah memenuhi sastra. “Yang pertama, sesuai dengan sastra ritaatkala upacara-upacara kewangun lascarya tulus, kepuput oleh sang sulinggih, dan kesaksi oleh murdaning jagat, tokoh-tokoh kita di Tabanan. ini sudah termasuk yadnya yang utamaning utama” jelasnya.
Puncak acara ngaben massal ini dijadwalkan akan berlangsung pada 8 September 2023 mendatang. Di kesempatan yang baik tersebut, warga Desa Subamia juga merasa sangat bersyukur atas dukungan penuh dari Pemerintah Daerah dan pemangku kepentingan lainnya dalam mewujudkan ngaben masal ini. Dengan harapan, semangat kebersamaan ini akan terus terjaga dan menjadi inspirasi bagi ji yangdaerah-daerah lain di bali untuk tetap melestarikan tradisi leluhur di Bali. “Kami mohon doa restu kepada Bapak Bupati, dan mohon agar terus bisa mendampingi kami dalam karya yadnya-yadnya di Desa Subamia kedepannya,” ujar I Gusti Made Dwija selaku ketua panitia.