Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan.

Catur Dresta Perkokoh Desa Adat

Bali Tribune / I Komang Warsa - Bendesa adat Alasngandang dan MDA Kecamatan Rendang.

balitribune.co.id | “Terkadang” tradisi adat dan Budaya dipandang  sesuatu yang kuno dan tradisional bahkan ada yang menganggap ketinggalan zaman. Justru mencintai adat dan budaya merupakan bagian dari sebuah pelestarian ajaran leluhur yang sampai saat ini masih sangat diyakini. Peradaban adat sebagai sebuah tradisi bukanlah sebuah kekunoan pikiran. Budaya adalah sesuatu yang organik dan adat selalu berkelindan dengan budaya yang menjadi spirit pembungkus agama Hindu “dresta Bali”. Maka antara agama, adat dan budaya merupakan satu kesatuan yang sulit untuk dipisah. 

Realitanya tradisi adat dan budaya yang ada dan hidup di Bali sudah ada sebelum Indonesia merdeka dan ajaran leluhurnya tidak bisa dilepaslupakan dari keyakinan orang Bali yang beragama Hindu dresta Bali. Terus apakah dengan era modernisasi kesejagatan maka tradisi adat dan budaya dianggap kuno? Tentu jawabnya tidak.  Budaya itu hidup dan terus berkembang.” ― Maisie Junardy, Man's Defender. Bukan berarti berkembangnya budaya akan memarginalkan budaya Bali apalagi sampai menggeser tradisi adat, sungguh sangat naif.

Adat sesuatu yang harus dihormati dan dilestarikan tentu dengan tujuan yang positif dari adat dan budaya yang positif pula. Jika mengikuti bertumbuhkembangnya budaya tanpa ada filter akan merupakan ancaman bagi tradisi adat dan budaya Bali yang terkoneksi dengan keyakinan orang Hindu Bali (baca:Hindu Dresta Bali). Peranti untuk memperkuat tradisi adat adalah dengan mengisi ulang ke-Bali-an orang Bali melalui Kembali ke Bali serta ingat ajaran leluhur dan jangan tergoda dengan ajaran yang ingin mengganti atau meluluhlantahkan peradaban orang Bali baik budaya maupun tradisi adatnya.

Kembali keajaran leluhur dengan berpegang pada desa, kala, patra dengan catur drestanya. Bali memiliki 1493 desa adat dengan desa, kala, patra masing-masing dalam satu napas keagamaan (Hindu) yang dibingkai oleh adat dan budaya Bali. Ajegnya adat dan budaya Bali tentu menjadi harapan masyarakat Bali lewat keberpihakan pemerintah daerahnya. Salah satu dari lima bidang prioritas pelaksanaan visi “Nangun Sat Kerthi Loka Bali”  adalah bidang adat, agama, tradisi, dan seni budaya.

Hal ini jelas terprogram sebagai visi Gubernur Bali Wayan Koster untuk memuliakan tradisi adat dan budaya Bali. Pemerintah daerah yang menghargai kearipan lokal orang Bali tanpa menomorduakan NKRI harus diwujudnyatakan. Indonesia harus melindungi kerifan lokal masyarakat Bali dan juga sebaliknya Bali harus menjaga dan membesarkan Indonesia sehingga menjadi Indonesia jaya dan kuat.

Tulisan ini untuk sekadar menguatkan bahwa menggalakkan dan menjalankan konsep Catur dresta merupakan bagian dari visi pembangunan pemerintah provinsi Bali yang menyeimbangkan spirit adat dan budaya secara sekala-niskala. Jangan sampai Bali menjadi Majapahit kedua “sandyakalaning Bali” jangan sampai terjadi. Kita harus belajar dari sejarah bukan hanya belajar tentang sejarah.

Jika dimaknai secara sederhana bahwa dresta Bali merupakan tradisi yang ada dan hidup pada masyarakat Bali dan sudah tentu sebagai cerminan peradaban kebudayaan masyarakat Bali yang ditradisikan. Kebudayaan mencakup peradaban keseluruhan sistem nilai dari cipta, rasa, dan karsa manusia. Mengawali dari tata nilai cipta, rasa, dan karsa inilah masyarakat Bali mengenal dengan istilah catur dresta yaitu empat tradisi yang dilakukan oleh umat Hindu Bali dalam balutan desa adat dengan konsep desa, kala, dan parta masing-masing.

Yang pertama ada sastra dresta yang menitikberatkan pada rujukan sastra-sastra agama. Sastra Dresta merupakan tradisi agama Hindu yang bersumber pada pustaka suci atau sastra agama Hindu seperti Weda dan lontar sebagai rujukan Hindu dresta Bali. Khusus untuk Hindu dresta Bali masih  memadukaan antara sastra weda dan lontar sebagai pedoman hidup beragama. Sastra lontar inilah yang membedakan Hindu Bali dengan Hindu di luar Bali yang tidak mungkin kita samakan, dipaksa sama atau berusaha untuk menjadi sama dalam hal prosesi upacara. Jika ini dipaksa atau berusaha dijadikan sama tentu akan melahirkan kegaduhan keyakinan bahkan akan memicu konflik keyakinan.

Yang kedua yaitu tradisi yang hidup di masyarakat berdasarkaan kesepakatan pemimpin pada zamannya. Loka Dresta / kula  adalah dresta atau tradisi agama Hindu yang berlaku umum dalam satu wilayah tertentu, loka dresta dengan desa dresta yaitu pada prinsipnya adalah sama-sama tradisi yang tidak tertulis hanya saja lokasi cakupan wilayahnya lebih luas dan lebih umum.

Ketiga Desa Dresta adalah tradisi agama Hindu yang telah menjadi tradisi desa yang berlaku dalam wilayah desa tertentu. Tradisi ini tidak ada tersurat dan tersirat dalam pustaka tertentu, akan tetapi telah begitu melembaga dan diyakini oleh kelompok masyarakat desa pendukungnya (desa mawacara).

Keempat kuna dresta yaitu tradisi yang hidup di masyarakat usianya sangat Panjang. Kuna Dresta atau purwa dresta adalah tradisi agama Hindu yang Turun-temurun dan diikuti terus menerus sejak lama, orang merasa takut untuk melanggarnya. Di sini orang tidak tahu lagi Sejak kapan tradisi itu dilaksanakan dan mulai ada. Sepanjang tradisi itu diterima dan relepan maka tradisi itu akan diikuti dan sebaliknya apabila sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan jaman maka tradisi itu akan ditinggalkan.

Dengan demikian dresta adat yang kuat akan menjadi benteng desa adat dari masuknya budaya luar yang ingin menyusupi tradisi adat, budaya dan dresta Bali. Menjadi modern bukan harus mengubah tatanan leluhur, mendunia bukan berarti meninggalkan ajaran leluhur. Berpikir kesejagatan berprilaku mencerminkan budaya dan keadaban orang Bali itulah yang termuliakan oleh para leluhur orang Bali. salam rahayu, rahau, rahayu.

 

wartawan
I Komang Warsa
Category

Kasus Tanah Serangan, Dinas Kehutanan: Tanah Bukan Milik Kami!

balitribune.co.id | Denpasar - Kantor Pertanahan (Kantah) Kota Denpasar menggelar audiensi ke dua, terkait permohonan pensertifikatan sebidang tanah seluas 180 M2 yang diajukan oleh I Nyoman Kemuantara yang terletak di Banjar Dukuh/Abian Desa Serangan, Kecamatan Denpasar Selatan, Jumat (20/6). Sebelumnya, dalam audiensi pertama pada 28 Mei 2025 lalu, Kantah Denpasar meminta pihak Kemuantara untuk mengulang kembali proses pensertipikatan.

Baca Selengkapnya icon click

Pelatihan Pembuatan Tas "Si Putri" Dekranasda Denpasar Dorong Kreativitas Perempuan, Dukung Industri Kerajinan

balitribune.co.id | Denpasar - Kegiatan kolaborasi peningkatan usaha industri bertajuk “Si Putri” yang berupa pelatihan pembuatan tas dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Denpasar berkolaborasi dengan Balai Diklat Industri Kementerian Perindustrian Republik Indonesia resmi ditutup, Jumat (20/6) di Balai Diklat Industri Denpasar.

Baca Selengkapnya icon click
Iklan icon ads
Iklan icon ads

Peringatan Bulan Bung Karno, PDI Perjuangan Bali Gelar Lomba Mixologi Arak Bali

balitribune.co.id | Singaraja - Dalam rangkaian peringatan Bulan Bung Karno, PDI Perjuangan menggelar serangkaian lomba Mixologi Arak Bali dan Barista Coffee Bali. DPC PDI Perjuangan Kabupaten Buleleng didapuk sebagai tuan rumah pelaksanaan laga final yang digelar di Ruang Terbuka Hijau, Bung Karno di Kelurahan/Kecamatan Sukasada pada Jumat (20/6/2025) pagi.

Baca Selengkapnya icon click

Kolaborasi Dunia Industri dan Akademik, Astra Motor Bali Terima Mahasiswa Sosiologi Bahas CSR

balitribune.co.id | Denpasar – Astra Motor Bali selaku main dealer resmi sepeda motor Honda untuk wilayah Bali, kembali menunjukkan komitmennya tidak hanya dalam dunia bisnis, namun juga dalam kontribusi sosial melalui program Corporate Social Responsibility (CSR). Kali ini, Astra Motor Bali menerima kunjungan studi lapangan dari 45 mahasiswa Program Studi Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Udayana.

Baca Selengkapnya icon click
Iklan icon ads
Iklan icon ads

Sutjidra-Supriatna Apresiasi Duta Buleleng pada PKB XLVII Provinsi Bali

balitribune.co.id | Singaraja - Bupati Buleleng I Nyoman Sutjdira dan Wakil Bupati Buleleng Gede Supriatna menyampaikan apresiasi tinggi kepada seluruh seniman yang menjadi Duta Kabupaten Buleleng dalam penyelenggaraan  Pesta Kesenian Bali (PKB) Ke-XLVII Tahun 2025.

Baca Selengkapnya icon click

Road To Piala by.U 2025, Telkomsel Adakan MASIH Bersama by.U di SMAN 5 Mataram

balitribune.co.id | Mataram - Sebagai rangkaian program Piala by.U 2025, turnamen futsal terbesar bagi pelajar tingkat SMP dan SMA di Indonesia yang akan berlangsung dari April hingga November 2025 di 27 kota, Telkomsel menghadirkan roadshow MASIH Bersama by.U (Momen AkSI Hiburan Bersama by.U) ke berbagai sekolah salah satunya SMAN 5 Mataram (18/6).

Baca Selengkapnya icon click
Iklan icon ads
Iklan icon ads
Bagikan Berita
news

Dikeluhkan Pelaku Usaha, Dewan Badung Siap Kaji Ulang Pajak Hiburan

Lorem, ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Aliquid, reprehenderit maiores porro repellat veritatis ipsum.