Diposting : 11 August 2020 00:38
Nyoman Astana - Bali Tribune
Balitribune.co.id | Gianyar - Setelah poliklinik hingga pelayanan rontgen yang sempat ditutup dan kini sudah dibuka kembali, Covid 19 rupanya masih “bersarang” di RSU Sanjiwani Gianyar. Setelah Direktur, kini 10 nakes ikut terpapar dan ironisnya, 9 diantaranya adalah bidan yang bertugas di Ruang Nifas. Guna mensterilisasi, ruang perawatan ibu bersalin ini pun terpaksa ditutup hingga 14 hari.
Informasi yang diterima, penutupan ruangan Nifas di RSU Sanjiwani Gianyar diberlakukan mulai Senin (10/8). Ditutup selama 14 hari atau sampai 24 Agustus 2020 mendatang. Penutupan ruangan tempat perawatan ibu dan bayi usai persalinan itu, diterapkan lantaran 10 petugas medis terpapar positif covid 19. Sementara itu, untuk pelayanan sementara, diperbatukan dari bidan yang bertugas di IGD rumah sakit, karena masih ada 4 bayi dalam perawatan.
Dikonfirmasi Wadir RS Sanjiwani, Anak Agung Oka Beratha dan dibenarkan oleh Dirut RS Sanjiwani, dr Ida Komang Upeksa membenarkan penutupan ruangan nifas selama 14 hari itu. Selama penutupan ruangan tersebut, pihak rumah sakit pun tidak melayani pasien persalinan. “Tidak melayani pasien kebidanan atau persalinan, karena yang telah bersalin akan dirawat di ruang nifas,” jelasnya, Senin (10/8).
Dalam pengumuman yang dipasang, bahwa ruang nifas ditutup sementara. Tertulis, pengumuman sehubungan dengan adanya petugas ruangan nifas terkonfirmasi positif covid 19. Pelayanan ruang nifas sementara ditutup selama 14 hari, mulai tanggal 10-8-2020 dan pelayanan buka kembali tanggal 24-8-2020.
Sedangkan dikonfirmasi terpisah, Kadis Kesehatan dr Ida Ayu Cahyani Widyawati menambahkan terkait hal tersebut akan dilakukan tindakan. Yaitu dengan mensterilkan ruangan pelayanan tersebut. “Karena ada tenaga kesehatan yang terkonfirmasi, sehingga perlu mensterilkan ruangan pelayanan,” imbuhnya.
Hingga kini beluam dikethuai secara jelas sumber penyebaran virus ini. karean di ruang persalianan tidak nakes yang terkonfirmasi positif terppar virus mematikan ini. Dugaan sementara, virus ini meybar saat istirahat makan, karena nakes kerap makan bersama. Kemungkinan lain, virus ini bersumber dari tempat praktek masing-masing bidan yang bersangkutan karena sering kontak dengan pasien umum.