
balitribune.co.id | Negara - Hujan dengan intensitas tinggi disertai angin kencang terjadi di Jembrana, Minggu (21/11). Akibatnya, sejumlah bangunan dan infrastruktur rusak. Warga diimbau meningkatkan kewaspadaan terhadap dampak musim penghujan itu.
Hujan deras juga mengakibatkan bangunan rumah tempat tinggal milik salah satu warga kurang mampu, Suratmin (70) di Banjar Yeh Sumbul Barat, Desa Yeh Sumbul, Kecamatan Mendoyo, Kabupaten Jembrana rubuh. Rumah yang terbuat dari bedek tersebut ditempati korban bersama istrinya Sunarti (65).
Saat kejadian korban berada di dalam rumah dan akan bangun untuk menjalankan salat subuh. Namun belum sempat keluar rumah, bangunan tersebut rubuh. Rumah tersebut tiba-tiba ambruk setelah hujan disertai angin kencang. Sementara istrinya saat kejadian sudah berada di luar rumah sedang wudhu untuk salat subuh.
Kepala Urusan Kewilayahan Banjar Yeh Sumbul Barat, Jamhuri mengatakan akibat musibah tersebut kepala korban mengalami luka. Pihaknya bersama warga lain langsung melakukan pembersihan terhadap reruntuhan bangunan.
Menurutnya, untuk sementara korban mengungsi ke rumah anaknya yang juga masuk warga tidak mampu. Jamhuri menambahkan, bangunan rumah tersebut sejatinya sudah tidak layak huni. Rumah korban memang rumah gubuk terbuat dari gedek dan sudah termakan usia. Korban sehari-hari bekerja sebagai buruh tani dan penghasilannya tidak cukup untuk memperbaiki rumahnya.
"Kami sudah usulkan untuk bisa mendapatkan bedah rumah, tapi entah bagaimana tidak masuk dalam sistem. Istri korban mendapat bantuan BLTD setiap bulannya Rp 300 ribu," jelasnya.
Perbekel Yeh Sumbul, I Putu Gede Diantariksa juga mengakui adanya musibah rumah rubuh tersebut. Pihaknya juga mengaku sudah memberikan bantuan namun baru sebatas sembako. Pihaknya juga sudah melaporkan musibah tersebut. "Kami juga sudah melapor ke Pemkab Jembrana," ujarnya.
Kepala Dinas Sosial Kabupaten Jembrana dr I Made Dwipayana mengatakan untuk bedah rumah pihaknya akan mencoba menyampaikan ke Dinas PUPRPKP selaku menangani. "Kalau diperlukan bantuan tenda sementara akan kami siapkan. Kami koordinasikan dengan Tagana dan desa," jelasnya.
Kepala Pelaksana BPBD Jembrana Putu Agus Artana Putra mengakui sejumlah kejadian kembali dilaporkan terjadi akibat hujan disertai angin pada Minggu kemarin. “Tidak ada korban jiwa,” ujarnya.
Ia menyebut Minggu sore kembali terjadi tanah longsor. Longsor kali ini terjadi di Desa Pengragoan, Kecamatan Pekuatan. Tebing setinggi 10 meter tergerus air hingga menutup badan jalan yang menjadi akses ke permukiman warga di Banjar Dangin Tukad. Selain itu juga gorong-gorong di jalur penghubung Banjar Sumbul dan Banjar Timbusambi, Desa Yehembang Kangin amblas tergerus air. “Kami imbau masyarakat untuk bersama-sama meningkatkan kewasapadaan," tandasnya.