Denpasar, Bali Tribune
Danlanal Denpasar Letkol Laut (P) Gusti Bagus Oka Tapayasa, Selasa (23/8), di Denpasar, menegaskan, keberadaan dan kehadiran para Taruna dan Taruni lulusan Akademi Angkatan Laut (AAL) merupakan embrio dari calon perwira TNI Angkatan Laut (AL) yang akan memimpin TNI AL dimasa mendatang.
“Sehingga setiap prajurit dan calon prajurit TNI AL tidak henti-hentinya untuk melaksanakan praktek, latihan, dan operasi secara terus menerus guna meningkatkan profesionalisme prajurit Matra Laut,” jelas Letkol Laut (P) Gusti Bagus Oka Tapayasa, ketika menerima kunjungan kehormatan dari perwakilan Taruna-Taruni Tingkat 2 (Sersan Taruna) AAL Angkatan-LXIV (64) di Mako Lanal Denpasar, Selasa siang kemarin.
Kunjungan resmi yang berlangsung sekitar 30 menit ini dipimpin Komandan KRI Surabaya-591 Letkol Laut (P) Ari Krisdiyanto, didampingi Palaksa KRI Surabaya-591 Mayor Laut (P) Eko Setiyono, Pa Ops Satgas Prajalasesya Mayor Laut (P) Gofar, Kadep Ops KRI Surabaya-591 Mayor Laut (P) Budi Priyo Wicaksono, Kasi Ops Satgas Prajalasesya Kapten Laut (P) Kaso.
“Dengan semboyan AAL “Hree Dharma Shanti” (malu berbuat cela) yang selalu melekat di hati sanubari juga jiwa Taruna-Taruni AAL merupakan suatu kebanggaan menjadi prajurit TNI AL, karena bisa keliling dunia. Joint the Navi to see the world,” ujar Danlanal Denpasar, didampingi Palaksa Lanal Denpasar Mayor Laut (P) Sobarudin, Pasi Intel Mayor Laut (P) Dwi Prasetyo, dan Pasi Ops Mayor Laut (P) Gede Eka.
Sebelumnya, Komandan KRI Surabaya-591 Letkol Laut (P) Ari Krisdiyanto menambahkan, kunjungan ini mengawali rangkaian kegiatan praktek Prajalasesya, yaitu praktek pelayaran tahap awal untuk pengenalan kehidupan di sebuah kapal perang (KRI) bagi ratusan Taruna-Taruni Tingkat 2 (Sersan Taruna) AAL Angkatan-64 selama 6 hari. “Selama sepekan, kami ajak para Sersan Taruna AAL Angkatan-64 ini untuk berlayar sekaligus mengenal kehidupan di laut mulai dari Surabaya, Bali, Selat Makassar dan kembali lagi ke Surabaya,” jelas Letkol Laut (P) Ari Krisdiyanto di atas KRI Surabaya-591 yang merapat dan lego jangkar di Dermaga Timur Pelabuhan Benoa, Denpasar, Selasa pagi kemarin.
Selama tiga hari di Bali (23-25 Agustus 2016), 113 Taruna dan 13 Taruni AAL ini selain berwisata mengunjungi sejumlah objek pariwisata di Bali juga akan melakukan “seaman brotherhood” yaitu pertandingan sejumlah cabang olahraga dengan para prajurit Lanal Denpasar.
“Kami juga melakukan “open ship”, sehingga masyarakat Bali diberi kesempatan untuk bisa melihat dari dekat sekaligus mengunjungi KRI Surabaya-591 yang memiliki 6 lantai tersebut. Selanjutnya, kami akan bertolak dari Bali pada Kamis (25/8) siang untuk menuju ke laut khatulistiwa di sekitar Selat Makassar,” jelas Ari Krisdiyanto.
KRI Surabaya (591) adalah sebuah kapal Landing Platform Dock (LPD) buatan Daesun Shipbuildings & Engineering Co. Ltd, Korea Selatan (Korsel) pada 26 September 2005 dan diluncurkan pada 23 Maret 2007. Kapal ini merupakan kapal ketiga dari kapal-kapal yang dibangun di Korsel dan dirancang sebagai kapal perang LPD Commando.
Selain sebagai kapal tempur, kapal yang berteknologi desain semi- siluman ini juga berfungsi untuk operasi kemanusiaan serta penanggulangan bencana alam. Kapal seberat 7.300 ton ini memiliki panjang 122 m, lebar 22 m, draft 1.63 m dan dilengkapi sekoci (2xLCU), serta mampu mengangkut ratusan personel dan 3 helikopter.
KRI tersebut juga pernah dilibatkan dalam Latihan Bersama (Latma) Penerbangan Terpadu, Latma Pendaratan Marinir Terpadu, dan Latma dengan US Navy Carat. “Selain dikenalkan dengan kehidupan TNI AL selama di kapal, para sersan taruna yang baru lulus dari pendidikan dasar militer ini akan melaksanakan ritual “Mandi Kathulistiwa” sebagai tradisi bagi warga baru prajurit TNI AL yang akan menjadi bagian dari pelaut-pelaut Indonesia,” kata Ari Krisdiyanto.