Diposting : 29 January 2021 07:15
Nyoman Astana - Bali Tribune
balitribune.co.id | Gianyar- Lantaran daya beli mulai melemah, sejumlah warga kini beralih kembali menggunakan tungku berbahan bakar kayu untuk masak sehari-hari. Sementara kompor gas dipakai sebagai cadangan untuk menghemat pengeluaran. Altantif ini pula membuat penjualan Gas Elpji Melon mengalami menurunan yang cukup signifikan saat pandemi Covid-19 ini.
I Wayan Kota, satu warga Banjar Petulu Gunung, Desa Petulu, Kamis (28/1), menyebutkan sejak tiga bulan terakhir keluarganya mengutamakan tungku api untuk memasak di dapur. Selama ini tungku api jarang digunakan sehari-hari, kecuali saat hari raya. Namun, semenjak pandemi ini, lantaran kesulitan ekonomi, dirinya memanfaatkan limbah kayu ukir untuk dijadikan bahan bakar. Sementara kompor Gas Elpiji hany diamanfaatkan untuk kegiatan mendadak seperti memasak air untuk kopi dan masak ringan lainnya. “Setiap dapur di desa kami ini pasti wajib ada tungku apinya. Sebelumnya hanya dipakai saat hai raya, kini agar lebih hemat kami gunakan setiap hari,” ungkap sopir wisata yang kini beralih sebagi tukan ukir ini.
Tidak hanya Wayan Kota, warga lainnya di wilayah perdesaan juga menjadikan tungku api untuk masak setiap hari. Kondisi ini pula menjadi salah satu faktor menurunkan penjulan Gas Melon di Gianyar. Namun demikian, banjir stok Gas Elpiji Melon akibat menurunnya penjualan, tidak serta merta akan memberi kesempatan bagi pengoplos. Terlebih di saat pandemi ini, penjualan Elpiji 12 Kg yang disasar pengoplos juga anjlok. Meski demikian, peluang tindakan ilegal dalam proses distribusi Elpiji tetap ada sehingga harus diawsi secara ketat.
Kabid Perlindungan Konsumen dan Tertib Niaga Disperindag Gianyar Ni Wayan Adnyaningsih, Kamis (28/1), mengakui adanya penurunan penjualan Gas Elpiji. Penurunan ini terjadi sebagai dampak Pandemi Covid-19. Kondisi ini terjadi sejak pertengahan tahun 2020. "Hingga kini penurunan penjualan mencapai 30 persen," ungkapnya.
Mengenai potensi adanya ulah nakal pihak tertentu yang akan memanfaatkan banjir stok elpiji melon, peluangnya dinilai kecil. Karena penjualan gas elpiji 12 kg yang diperuntukan perusahaan, hotel-hotel dan pengusaha lainnya juga ikut turun. "Pengoplosan elpiji subsidi ke non subsidi ini memang wajib kita antisapasi terua dengan pengawasan dari berbagai pihak. Namun, anjloknya penjualan elpiji 12 KG juga tentunya mempengaruhi aktivitas pengoplosan ini," yakinnya.
Tambahnya, hingga kini Kuota LPG 3Kg untuk Kabupaten Gianyar sebanyak 21.921 metrik ton dan terjadi pengurangan menjadi 15.302 metrik ton per tahun. Kebutuhan gas untuk tabung 3 kg dalam setahun di Gianyar dibutuhkan sebanyak 7.307.000 tabung gas dan terjadi pengurangan menjadi 5.100.000 tabung gas.W-010 MT. "Mengenai permintaan yang menurun justru lebih banyak di Gas Elpiji 12 jg. Karena banyak restoran dan rumah makan tutup. Menurunnya daya beli masyarakat, mengakibatkan banyak masyarakat beralih ke gas melon," pungkasnya.